STRATIGRAFI
Berikut tatanan stratigrafi lembar Sangatta, Kalimantan;
Qa ALLUVIUM; terdiri atas lempung dan
lanau, pasir dan kerikil yang merupakan endapan pantai dan sungai.
Tmpg FORMASI GOLOK; disusun oleh napal
bersisipan lempung dan batugamping. Napal berwarna coklat kekuningan, setempat
pasiran, lunak, berbutir halus sampai sedang. Lempung dan batugamping banyak
mengandung fosil Globigerina. Formasi
ini berumur Miosen Akhir – Plio Plistosen. Tebal sekitar 1325 meter.
Tmpk FORMASI KAMPUNGBARU; disusun oleh
lempung pasiran, batupasir dengan sisipan batubara dan tufa. Setempat
mengandung lapisan tipis oksida besi dan bintal limonit. Umur Miosen Akhir –
Plio Plistosen dengan lingkungan pengendapan delta sampai laut dangkal. Tebal
formasi antara 500 – 800 meter.
Tmbp FORMASI BALIKPAPAN; terdiri atas pasir,
lempung, lanau, tufa dan batubara. Pada perselingan antara batupasir kuarsa,
lempung dan lanau memperlihatkan struktur silang silur dan perairan. Setempat
mengandung sisipan batubara dengan ketebalan antara 20 – 40 cm. lempung
berwarna kelabu, getas, mengandung muskovit, bitumen dan oksida besi. Kandungan
fosil terdiri dari; Cycloclypeus
annulatus, Cycloclypeus innornatus, Cycloclypeus
communis, Cycloclypeus sp., Lepidocyclina
rutteni, Lepidocyclina sumatraensis,
Miogypsina irrequlasis, Operculina dan Operculinella
yang menunjukkan umur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Tebal formasi sekitar
2000 meter dengan lingkungan pengendapan dataran delta. Formasi ini tertindih
selaras oleh formasi Kampungbaru.
Tmme FORMASI MENUMBAR; disusun oleh
perselingan batulumpur gampingan dengan batugamping di bagian bawah dan dibagian
atas batupasir massif mengandung glaukonit yang memperlihatkan perlapisan
silang – silur. Batulumpur gampingan berwarna kelabu, lunak, mengandung fosil
foraminifera. Umur formasi ini Miosen Tengah bagian atas – Miosen Akhir bagian
bawah (Schuyleman dan Buchan, 1971) dengan lingkungan pengendapan pada neritic
dalam – luar. Ketebalan mencapai 1000 meter. Formasi ini dapat dikorelasikan
dengan formasi Domaring dan formasi Tendehhantu.
Tmt FORMASI TENDEHHANTU; terdiri atas
batugamping terumbu muka, batugamping koral dan batugamping terumbu belakang,
setempat berlapis, berwarna kuning muda, pejal dan berongga. Umur Miosen Tengah
bagian atas (Schuyleman dan Buchan, 1971) dengan lingkungan pengendapan pada
laut dangkal. Tebal formasi ini sekitar 300 meter. Berhubungan menjemari dengan
Formasi Menumbar.
Tmma FORMASI MALUWI; terdiri atas
batulempung, batulempung pasiran dengan sisipan napal, serpih kelabu, serpih
pasiran, sedikit karbonan, ke bagian atas berangsur menjadi batugamping dengan
sisipan napal dan batulempung kelabu kecoklatan. Di banyak tempat ditemukan
konkresi lempung gampingan yang kaya akan fosil. Formasi ini berumur Miosen
Tengah bagian bawah (Hanzawa dalam Inoue, 1949), lingkungan pengendapan pada
neritic sampai neritic dangkal. Formasi ini tertindih selaras oleh formasi
Golok.
Tmpb FORMASI PULAUBALANG; terdiri atas
perselingan batupasir dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan
tipis lignit, batugamping atau batupasir gampingan. Berumur Miosen Awal bagian
atas – Miosen Tengah bagian bawah (Koesdarsono dan Tahalele, 1975).
Sedimentasinya diperkirakan terjadi pada daerah prodelta ditandai dengan adanya
tebaran terumbu di beberapa tempat.
Tmbe FORMASI BEBULUH; terdiri atas
batugamping dengan sisipan batulempung, batulanau, batupasir dan sedikit napal.
Batugamping mengandung koral dan foraminifera besar. Batugamping dari formasi
ini adalah batugamping terumbu. Formasi ini berumur Miosen Awal bagian atas
(Koesdarsono, 1978). Tebal diperkirakan beberapa ratus meter. Formasi ini
ditutupi selaras oleh formasi Pulaubalang.
Tmp FORMASI PAMALUAN; terdiri atas
batulempung dengan sisipan tipis napal, batupasir dan batubara. Bagian atas
terdiri dari batulempung pasiran yang mengandung sisa tumbuhan dan beberapa
lapisan tipis batubara. Secara umum bagian bawah lebih bersifat gampingan dan
mengandung banyak foraminifera plankton dibandingkan bagian atasnya. Fosil
penunjuk yang diteliti oleh Koesdarsono (1976) terdiri atas Globigerinoides primordius, Globigerinoides
trilobus, Globigerinoides sp., yang berumur Miosen Awal. Formasi ini dapat
dikorelasikan dengan bagian atas formasi Lembak. Lingkungan pengendapan pada
neritic dalam – neritic dangkal.
Tomm FORMASI MAAU; terdiri atas batulempung,
batulanau dan batupasir, kearah atas perselingan batupasir dan batulanau,
memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan sejajar atau menggelombang.
Batupasir berwarna kelabu, berbutir halus sampai sedang, terpilah buruk,
menyudut tanggung sampai membundar. Pada batupasir sering dijumpai struktur –
struktur turbidit eperti lapisan bersusun, perairan sejajar dan struktur
lengser, gelembur gelombang. Makin ke atas perselingan antara batupasir dan
batulumpur makin rapat, tebal lapisan sangat bervariasi, berkisar dari beberapa
cm sampai puluhan cm. Di samping itu terdapat pula lapisan batupasir dan
batulumpur yang tebalnya antara 1 – 6 meter. Setempat bagian atasnya mengandung
lensa batubara di dalam lapisan batupasir karbonan. Fosil yang terdapat di
dalam satuan ini diteliti oleh pertamina (1976), menunjukkan umur Oligosen
Akhir – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapannya laut dalam dengan system kipas
laut dalam proksimal.
Toml FORMASI LEMBAK; terdiri atas
perselingan napal dan batugamping. Tebal lapisan batugamping 25 – 125 cm dan
napal berkisar antara 1 – 12 meter. Bagian bawah dari formasi ini lebih banyak
mengandung lapisan batugamping dan ke arah atas terlihat napal makin tebal.
Pada bagian tengah dan atas terdapat retas basal. Struktur turbidit terlihat
pada batugamping. Kandungan fosil menunjukkan umur Oligosen Akhir – Miosen
Awal. Lingkungan pengendapan adalah laut dalam. Tebal lapisan kurang lebih 800
meter. Hubungan dengan formasi Balikpapan adalah menjemari.
Tok FORMASI KEDANGO; terdiri atas
batugamping dengan sisipan napal dan batulanau gampingan. Batugampingan tersusun
oleh bongkah koral dan batugamping mikrit. Bagian bawah dari satuan ini
memperlihatkan struktur perlapisan bersusun. Banyak mengandung foram besar
Nummulites dan Borelis pygmeous, Globigerinitapera. Menunjukkan umur Oligosen
dan diendapkan oleh arus turbidit di lingkungan laut dalam. Tebal formasi
sekitar 570 meter. Formasi ini tertindih selaras oleh formasi Pamaluan.
Teom FORMASI MANGKUPA; perselingan
batupasir, tufa, batulanau, batulempung setempat sisipan batubara dan
konglomerat. Bagian atas terdiri atas batupasir bersisipan batulanau, tebal
sisipan 2 – 2,5 meter. Bagian tengah tersusun atas tufa bersisipan batupasir,
batulanau dan batulempung. Struktur sedimen yang dijumpai adalah perlapisan
bersusun, perairan sejajar dan silang – silur. Bagian bawah tersusun atas
batupasir bersisipan batulanau, batulempung dan batubara, tebal lapisan
batubara mencapai 3,2 meter. Satuan ini mengandung fosil Globigerina cf., acostaensis
dan Globigerina nitapera menunjukkan
umur Eosen – Oligosen dengan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh
fluvial.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Sangatta, Kalimantan |
STRUKTUR DAN TEKTONIKA
Struktur geologi yang dapat diamati pada lembar Sangatta berupa
perlipatan, sesar dan kelurusan. Sumbu lipatan berarah hampir utara – selatan,
kecuali di bagian timur laut yang berarah barat – timur. Setempat struktur
kubah di bagian utara. Tektonika yang dapat diamati terjadi pada Plio –
Plistosen yang mengakibatkan ketidakselrasan dengan batuan yang lebih tua dan
pengaktifan kembali struktur – struktur geologi yang terbentuk sebelumnya.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Lembar Sangatta terletak pada cekungan kutai
yang kaya akan minyak bumi. Lading minyak di daerah ini antara lain; Sangatta,
Meluhin, Kerindingan dan Bontang.
Peta geologi lembar Sangatta dapat di download pada link berikut ini : 1916 Sangatta
Peta geologi lembar Sangatta dapat di download pada link berikut ini : 1916 Sangatta
Referensi
Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar and R. Sunaryo.
Geological Map of the Sangatta Quadrangle, Kalimantan. 1995.