STRATIGRAFI
Formasi
penyusun lembar Tumbanghiram sebagai berikut;
Qa ALUVIUM; terdiri atas
kerikil, pasir, lanau, lempung dan bahan – bahan organic, terdapat sebagai
endapan sungai.
Toms TEROBOSAN SINTANG; terobosan
berupa korok dan retas andesit serta basal dengan penyebaran beberapa ratus
meter sampai beberapa kilometer. Andesit umumnya bertekstur porfiritik, padat,
coklat kehijauan, disusun plagioklas dan ortoklas yang terubah menjadi serisit,
hornblende, piroksin, klorit, kalsit dan mineral bijih. Basal pada umumnya
bertekstur afanitik disusun oleh plagioklas, piroksin, gelas, mineral bijih dan
klorit. Terobosan andesit dan basal diduga berumur Miosen Awal.
Tomv BATUAN GUNUNG API MALASAN;
terdiri atas breksi gunung api, tufa aglomerat dan lava andesit. Komponen
breksi umumnya andesit dan dasit berukuran <100 cm. Aliran lava umumnya
bersusunan andesit hornblende. Batuan gunung api malasan menjemari dengan
Formasi Tanjung bagian bawah. Diduga berumur Miosen Awal dan diendapkan di
lingkungan litoral.
Tot FORMASI TEBIDAH; bagian
bawah terutama terdiri dari batupasir arkosa berwarna kelabu, berbutir sedang –
halus, berselingan dengan serpih, setempat terdapat serpih gampingan,
batulempung kaya akan moluska, batubara dan urat kalsit. Bagian atas terutama
disusun oleh serpi merah, setempat bersisipan batupasir arkosa berwarna coklat
kemerahan dan batulempung. Krause (1897) dan Marks (1957) melaporkan di bagian
bawah formasi ini terdapat fosil Arca
sp., Carbulo sp., Cyrena sp. dan Palumodus sp. Dengan demikian formasi ini berumur Eosen – Oligosen
dan terendapkan di lingkungan laut dangkal – darat. Formasi ini menindih
selaras Formasi Payak dan diterobos oleh batuan terobosan Sintang dengan
ketebalan sekitar 1000 meter (Amiruddin & Trail, 1993).
Teop FORMASI PAYAK; terdiri atas
batupasir tufaan berlapis, berselingan dengan batulempung kelabu, mengandung
moluska laut. Batupasir arkosa, berbutir halus – menengah dengan fragmen batuan
gunung api, juga terdapat lapisan tipis batubara. Berstruktur sedimen silang –
silur dan gelembur gelombang. Ketebalannya mencapai 1200 meter. Mengandung
fosil foraminifera Kapur Akhir yang diduga berasal dari formasi lain sedangkan
polen yang ada tidak lebih tua dari Eosen Akhir. Lingkungan pengendapannya
fluviatile dan menindih tidak selaras formasi Silat.
Teme FORMASI MENTEMOI; dibagian
bawah formasi disusun oleh batupasir, sedangkan bagian atas oleh batipasir
arkosa berbutir halus – kasar, warna kemerahan. Terdapat struktur silang silur
dan gelembur gelombang. Setempat terdapat sisipan konglomerat kuarsa dan
batulempung yang kadang – kadang mengandung batubara. Komponenkonglomerat
umumnya berupa kuarsa dengan diameter 0,5 – 10 cm. Menurut Mark (1957) formasi
ini berumur Eosen – Oligosen dan terendapakan di lingkungan litoral setempat berupa
rawa – rawa. Tebal formasi ini sekitar 2500 meter. Formasi ini menindih selaras
batupasir haloq dan secara lateral setara dengan formasi Ingar, Batupasir
Dangkan dan Serpih Silat.
Tesi SERPIH SILAT; terdiri atas
serpih hitam dan batulempung, sedikit batupasir. Setempat hancur, tergerus dan
bersisik. Umurnya diperkirakan Eosen Akhir atas dasar kedudukannya yang tak
selaras di bawah Formasi Tebidah. Tebal satuan ini lebih dari 1000 meter dan
diendapkan di lingkungan lakustrin dan delta.
Ted BATUPASIR DANGKAN; merupakan
batupasir sela kuarsa, berlapis tebal, umumnya berbutir menengah. Batupasir
dangkan selaras di bawah Serpih Silat dan secara lateral setara dengan Formasi
Mentemoi. Penentuan umum hanya berdasarkan hubungan stratigrafi dengan Formasi
Payak yang lebih muda dan dengan Batupasir Haloq serta formasi Ingar yang lebih
tua. Tebalnya mencapai 250 meter (Pieters drr., 1993).
Teh BATUPASIR HALOQ; disusun
oleh batupasir kuarsa, batupasir sela kuarsa, batupasir kerikilan, batulanau,
batulumpur, setempat dijumpai batugamping (biokalkarenit, biokalsilutit) yang
berbentuk lensa pada bagian bawah. Kandungan bentos foraminifera besar dalam
batugamping berumur Eosen Akhir. Satuan ini terendapkan di lingkungan laut
dangkal berenergi tinggi. Ketebalan formasi ini kurang dari 500 meter (Pieters
drr., 1993).
Tet FORMASI TANJUNG; terdiri
atas perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan batulanau, bersisipan
batugamping dan konglomerat. Batupasir bersisipan serpih dan greywacke,
berbutir halus – kasar, terpilah baik, berlapis, tebal 2 – 100 cm, mengandung
batubara dan pirit. Satuan ini ditindih selaras oleh batupasir Haloq dan tak
selaras di atas formasi Selangkai. Umurnya diduga Eosen Akhir dan terendapkan
di lingkungan litoral – rawa. Tebalnya diperkirakan 1000 meter.
Kse FORMASI SELANGKAI; terdiri
atas batulumpur, serpih, batupasir, batulanau, sedikit batupasir kerikilan,
konglomerat, batugamping dan batubara. Konglomerat alas berukuran kerikil
sampai bongkah, biasanya gampingan dan sebagian karbonan. Fosil yang ditemukan
antara lain foraminifera plangton dan bentos, pecahan pelecypoda, ganggang,
koral, echinoid, gastropoda, radiolarian dan ostracoda menunjukkan umur
Valanginian – Cenomian. Lingkungan pengendapannya laut dangkal. Tebal formasi
ini mencapai 1000 meter (Pieters drr., 1993).
Kls TONALIT SEPAUK; terdiri atas
granit biotit, granit hornblende dan mukivit. Satuan ini diterobos oleh
terobosan Sintang. Penentuan umur berdasarkan jejak belah pada satuan yang sama
dari satuan Samba (Lembar Tewah) menunjukkan umur 76 juta tahun (Kapur Akhir).
PzTRp MALIHAN
PINOH; terdiri atas sekis biotit – muskovit, sekis hornblende, gneiss
biotit, filit, batusabak dan kuarsit. Batuan ini diterobos dan termalihkan
ternal oleh Tonalit Sepauk dan Terobosan Sintang. Diduga umurnya Permo-Karbon
dikorelasikan dengan batuan yang sama di Gunung Schwaner dan di daerah
Mangkiang yang mengandung Fusulinidae, Echinoid dan Bryozoa dalam batugamping (van Emmichoven, 1939).
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Tumbanghiram, Kalimantan |
STRUKTUR DAN TEKTONIK
Secara
regional geologi lembar Tumbanghiram merupakan bagian dari batolit Schwaner
berumur Kapur dan cekungan Melawi bagian timur yang berumur Tersier. Di daerah
ini cekungan Melawi dibatasi oleh batuan sedimen Kapur dari kelompok Selangkai
(Pieters, 1987, Pieters & Supriatna, 1990).
Struktur yang teramati berupa sesar, lipatan dan kelurusan. Sesar umumnya berarah baratdaya – timurlaut sedangkan arah sumbu lipatan umumnya baratdaya – timurlaut membentuk sinklin dan antiklin.
Kegiatan tektonik paling tidak dimulai pada awal Trias saat daerah ini merupakan bagian dari tepi lempeng pemekaran yang aktif. Batuan sedimen saat itu, saat ini adalah Metamorfik Pinoh. Di bagian utara pengendapan nampaknya terus berlangsung dengan diendapkannya Formasi Selangkai sedangkan di selatan batuan Tonalit Sepauk sebagai suatu busur magmatic mulai terbentuk pada Kapur Awal. Setelah pengangkatan pada Akhir Kapur terbentuk berturut – turut Formasi Tanjung dan Batupasir Haloq. Di atas ditutupi Formasi Mentemoi, Formasi Dangkan, Serpih Silat, Formasi Payak dan Formasi Tebidah. Di daerah ini Formasi Malasan mencirikan hasil kegiatan gunung api. Pada Oligosen Akhir dan Neogen dan seluruh cekungan mengalami pengangkatan diserta oleh kemagmaan dari terobosan Sintang.
Struktur yang teramati berupa sesar, lipatan dan kelurusan. Sesar umumnya berarah baratdaya – timurlaut sedangkan arah sumbu lipatan umumnya baratdaya – timurlaut membentuk sinklin dan antiklin.
Kegiatan tektonik paling tidak dimulai pada awal Trias saat daerah ini merupakan bagian dari tepi lempeng pemekaran yang aktif. Batuan sedimen saat itu, saat ini adalah Metamorfik Pinoh. Di bagian utara pengendapan nampaknya terus berlangsung dengan diendapkannya Formasi Selangkai sedangkan di selatan batuan Tonalit Sepauk sebagai suatu busur magmatic mulai terbentuk pada Kapur Awal. Setelah pengangkatan pada Akhir Kapur terbentuk berturut – turut Formasi Tanjung dan Batupasir Haloq. Di atas ditutupi Formasi Mentemoi, Formasi Dangkan, Serpih Silat, Formasi Payak dan Formasi Tebidah. Di daerah ini Formasi Malasan mencirikan hasil kegiatan gunung api. Pada Oligosen Akhir dan Neogen dan seluruh cekungan mengalami pengangkatan diserta oleh kemagmaan dari terobosan Sintang.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Sumberdaya
mineral yang dijumpai di daerah ini berupa kalkopirit, bornit dan mangan.
Terdapat di muara sungai Raca, Bukit Batu Ngasah, Sungai Kombing, Sungai Piton
dan Sungai Mohoroi Kiri. Emas primer terdapat dalam urat kuarsa dalam granit di
Bukit Bau Ngasah. Batubara dari jenis lignit dijumpai di dalam Formasi Tebidah,
Mentemoi dan Warukin di hulu Sungai Tara dan Sungai Sirat.
Peta geologi lembar Tumbanghiram dapat di download pada link berikut ini : 1615 Tumbanghiram
Referensi
U. Margono,
T. Sujitno & T. Santosa., 1995. Geological Map of the Tumbanghiram
Quadrangle, Kalimantan.