TATANAN STRATIGRAFI
Daerah
Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo terbentuk oleh beraneka macam
batuan seperti, batuan sedimen, malihan, gunungapi dan terobosan. Umurnya berkisar
dari Mesozoikum sampai Kuarter.
Satuan
tertua di Lembar ini adalah Batuan Malihan (TR w) yang terdiri dari sekis,
genes, filit dan batusabak. Satuan ini mungkin dapat disamakan dengan Kompleks
Wana di Lembar Pasangkayu yang diduga berumur lebih tua dan Kapur dan tertindih
takselaras oleh Formasi Latimojong (Kls). Formasi tersusun oleh filit, kuarsit,
batulempung malih dan pualam, berumur Kapur.
Satuan
berikutnya adalah Formasi Toraja (Tet) terdiri dari batupasir kuarsa,
konglomerat kuarsa, kuarsit, serpih dan batulempung yang umumnya berwarna merah
alau ungu. Formasi ini mempunyai Anggota Rantepao (Tetr) yang terdiri dari
batugamping nummulites berumur Eosen Tengah - Eosen Akhir. Formasi Toraja
menindih tak selaras Formasi Latimojong, dan tertindih tak selaras oleh Batuan
Gunungapi Lamasi (Toml) yang terdiri dari batuan gunungapi, sedimen gunungapi
dan batugamping yang berumur Oligosen-Miosen atau Oligosen Akhir - Miosen Awal.
Batuan gunungapi ini mempunyai Anggota Batugamping (Tomc), tertindih selaras oleh
Formasi Riu (Tmr) yang terdiri dari batugamping dan napal. Formasi Riu berumur
Miosen Awal - Miosen Tengah, tertindih takselaras oleh Formasi Sekala (Tmps)
dan Batuan Gunungapi Talaya (Tmtv). Formasi Sekala terdiri dari grewake,
batupasir hijau, napal dan batugamping bersisipan tuf dan lava bersusunan
andesit-basal; berumur Miosen Tengah - Pliosen; berhubungan men-jemari dengan
Batuan Gunungapi Talaya. Batuan Gunungapi Talaya terdiri dari breksi, lava dan
tuf yang bersusunan andesit-basal dan mempunyai Anggota Tuf Beropa (Tmb).
Batuan Gununapi Talaya menjemari dengan Batuan Gunungapi Adang (Tma) yang
terutama bersusunan leusit basal.
Pemerian Satuan
Qa
ALUVIUM : Lempung lanau, pasir, dan kerikil
Qpbt
TUF BARUPU : Tuf, putih hingga kelabu muda, mengandung biotit dan
batuapung, bersusunan dasit; setempat dijumpai breksi, batuapung Umurnya diduga
Plistosen dan tebalnya sekitar 300 m. Nama satuan ini pertamakali digunakan
oleh Abendanon (1915).
Qphs
ENDAPAN ANTAR GUNUNG : Konglomerat mengandung komponen granit, batupasir
tufaan, batulanau dan serpih, setempat mengandung fosil moluaka; termampatkan
lemah.
Qpps
NAPAL PAMBAUANG : Napal tufa, serpih napalan meagandung nodul,
batupasir tufaan, dan lensa-lense konglomerat; mengandung fosil foraminifera
yang menunjukkan umur Plistosen. Tebal satuan sekitar 300 m, dan kemungkinan
terendapkan di lingkungan laut dangkal.
Tmpi
BATUAN TEROBOSAN : Umumnya batuan beku bersusunan asam sampai menengah
seperti granit, granodiorit, diorit, senit, monzonit kuarsa den riolit;
setempat dijumpai gabro di G. Pangi. Singkapan terbeser di daerah G. Paroreang
yang menerus sampai daerah G. Gandadiwata di Lembar Mamuju (Ratman dan
Atmawinata, 1993). Umumya diduga Pliosen karena menerobos Batuan Gunungapi
Walimbong yang berumur Mio-Pliosen, serta berdasarkan kesebandingan dengan
granit di Lembar Pasangkayu yang berumur 3,35 juta tahun (Sukamto, I975a).
Tppv
BATUAN GUNUNGAPI PAREPARE : Breksi gunungapi berkomponen trakit dan andesit;
batuapung, batupasir tufaan, konglomerat dan breksi tufaan; diterobos oleh,
retas-retas trakit-andesit. Umur satuan adalah Pliosen berdasarkan penarikhan
radiometri pada trakit dan tufa di Parepare yang menghasilkan umur 4,25 dan
4,95 juta tahun (S.D. Obradovich, dalam Sukamto, 1982).
Tppl
ANGGOTA LAVA BATUAN GUNUNGAPI
PAREPARE : Lava trakit, kelabu muda
hingga putih, berkekar-tiang.
Tmpm
FORMASI MAPI : Batupasir tufan, batulanau, batulempung, batugamping
pasiran dan kanglomerat. Berdasarkan kandungan fosil foraminiferanya umur
formasi ini Miosen Tengah - Pliosen. Formasi ini tersingkap di daerah S. Mapi,
tebalnya sekitar 100 m.
Tpw
FORMASI WALANAE : Konglomerat, sedikit batupasir glaokonit dan serpih;
mengandung kokuina, moluska dan foraminifera yang menunjukkan umur Pliosen,
sedang lingkungan pengendapannya darat hingga laut dangkal. Ke arah Selatan, di
Lembar Pangkajene dan Watampone bagian barat (Sukamto. 1982), batupasir semakin
menguasai dan berselingan dengan batulanau, tuf, napal, konglomerat dan
batugamping. Batugamping di Tacipi disebut Anggota Tacipi. Tebal formasi tidak
kurang dari 1700 m.
Tpl
ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI
WALANAE : Batugamping terumbu,
tebalnya kurang dari 100 m, dijumpai menumpangi atau sebagai lensa pada bagian
atas Batuan Gunungapi Walimbong (Tmpv). umurya sekitar Mio-Pliosen. dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal. Batuan serupa dan seumur di Lembar
Pangkajene dan bagian barat Watampone (Sukamto, 1982) disebut Anggota Tacipi
Formasi Walanae, di Lembar Enrekang (Sukido. 1997) disebut Formasi Tacipi.
Tmpv
BATUAN GUNUNGAPI WALIMBONG : Lava bersusunan basal sampai andesit, sebagian lava
bantal; breksi andesit piroksin, breksi andesit trakit; mengandung feldspatoid
di beberspa tempat; diendapkan di lingkungan laut. diduga berumur Mio-Pliosen
karena menjemari dengan Formasi Sekala yang berumur Miosen Tengah - Pliosen;
tebalnya ratusan meter.
Tmm
FORMASI MANDAR : Batupasair, batulanau dan serpih, berlapis baik,
mengandung lensa lignit, mengandung foraminifera berumur Miosen Akhir, tebal
mencapai 400 m, mungkin diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai deltaik;
di Lembar Mamuju formasi ini dikuasai oleh napal dan batugamping dengan sisipan
tuf, batupasir dan konglomerat, serta disebut Formasi Mamuju (Ratman dan
Atmawinata, 1993).
Tmps
FORMASI SEKALA : Batupasir, konglomerat, serpih, tuf, sisipan lava
andesit – basalan,; mengandung foraminifera berumur Miosen Tengah – Pliosen
dengan lingkungan pengendapan laut dangkal; tebalnya sekitar 500 m. Di Lembar
Mamuju (Ratman dan Atmawinata, 1993) formasi ini juga disusun oleh batupasir
hijau, napal dan lava bantal, dan sebagian batuan bercirikan endapan turbidit.
Tomd
FORMASI DATE : Napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir
gampingan; tebal endapan mencapai 500 - 1000 m; kandungan foraminifera
menunjukkan umur Oligosen Tengah - Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan
laut dangkal. Di Lembar Mamuju (Ratman dan Atmawinata. 1993) formasi ini
disebut Formasi Rio.
Tomm
FORMASI MAKALE : Batugamping terumbu, terbentuk di laut dangkal.
Umurnya diduga Miosen Awal - Miosen Tengah.
Tms
FORMASI SALOWAJO : Napal dan batugamping yang tersisip, setempat
mengandung batupasir gampingan berwarna abu-abu biru sampai hitam, konglomerat
dan breksi, Foraminifera umurnya berjangka dari Miosen Awal hingga Miosen
Tengah termuda.
Tml
FORMASI LOKA : Batuan epiklastik gunungapi terdiri dari batupasir
andesitan batulanau, konglomeerat dan breksi. Berlapis hingga masif terutama
sebagai endapan darat hingga delta dan laut dangkal. Fosil foraminifera
menunjukkan umur Miosen Tengah - Miosen Akhir. Tebalnya mencapai ratusan meter.
Tolv
BATUAN GUNUNGAPI LAMASI : Lava andesit, basal, breksi gunungapi, batupasir dan
batulanau; setempat mengandung feldspatoid; umumnya terkloritkan dan
terkersikan; umurnya diduga Oligosen karena menindih Formasi Toraja (Tets) yang
berumur Eosen, sedang Formasi Toraja menurut Simandjuntak, drr. (1991) berumur
Paleosen. Tebal satuan tidak kurang dari 500 m.
Tets
FORMAS1 TORAJA : Serpih coklat kemerahan, serpih napalan kelabu,
batugamping, batupasir kuarsa, konglomerat, batugamping, dan setempat batubara.
Tebal formasi diduga tidak kurang dan 1000 m. Fosil
foraminifera besar pada batugamping menunjukkan umur Eosen - Miosen (Budiman,
1981. dalam Simandjuntak, drr., 1993). Sedang lingkungan pengendapannya laut
dangkal. Formasi ini menindih tidak selaras Formasi Latimojong dan ditindih
tidak selaras oleh Batuan Gunungapi Lamasi.
Tetl
ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI TORAJA
: Batugamping kelabu hingga putih,
beberapa lensa-lensa besar, mengandung numulites berumur Eosen dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal, tebalnya sekitar 500 m; di Lembar Mamuju
disebut Anggota Rantepao Formasi Toraja (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Kls
FORMASI LATIMOJONG : Secara umum formasi ini mengalami pemalihan lemah -
sedang; terdiri atas serpih, filit, rijang, marmer, kuarsit dan breksi
terkersikkan; diterobos oleh batuan beku menengah sampai basa; di Lembar Mamuju
(Ratman dan Atmawinata, 1993) juga dijumpai batulempung mengandung fosil Globotruncana
berumur Kapur Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dalam. Tabal
formasi lebih dari 1000 m.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Palopo |
TEKTONIKA DAN STRUKTUR
Lembar
Majene dan bagian barat Palopo terletak di Mendala Geologi Sulawesi Barat
(Sukamto, 1975). Mendala ini dicirikan oleh batuan sedimen laut
dalam berumur Kapur - Paleogen yang kemudian berkembang menjadi batuan
gunungapi bawah laut dan akhirnya gunungapi darat di akhir Tersier. Batuan
terobosan granitan berumur Miosen-Pliosen juga mencirikan mendale ini. Sejarah
tektoniknya dapat diuraikan mulai dari jaman Kapur, yaitu, saat Mendala Geologi
Sulawesi Timur bergerak ke barat mengikuti gerakan tunjaman landai ke barat di
bagian timur Mendala Gaologi Sulawesi Barat. Penunjaman ini berlangsung hingga
Miosen Tengah, saat kedua mendala tersebut bersatu. Pada akhir Miosen - Tengah
sampai Pliosen terjadi pengendapan sedimen molasa secara tak selaras di atas
seluruh mendala geologi di Sulawesi, serta terjadi terobosan batuan granitan di
Mendala Geologi Sulawesi Barat, Pada Plio-Pliosen seluruh daerah Sulawesi
tercenangga. Didaerah pemetaan, percenanggaan ini diduga telah mengakibatkan
terbentuknya lipatan dengan sumbu berarah baratlaut - tenggara, serta sesar
naik dengan bidang sesar miring ke timur. Setelah itu seluruh daerah Sulawesi
terangkat dan membentuk bentangalam seperti sekarang ini.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Secara
setempat, yaitu di daerah utara G. Gandang dijumpai mineralisasi tembaga,
timbal, seng dan besi, yaitu pada batuan gunungapi dan pada batuan terobosan.
Karena sebaran batuan gununapi cukup luas, disertai penerobosan batuan
granitoid yang cukap luas pula, maka kemungkinan di daerah ini mempunyai
potensi mineral logam yang tinggi. Adanya alterasi seperti kloritisasi dan
silisifikasi pada Batuan Gunungapi Lamasi juga merupakan petunjuk adanya
mineralisasi. Berbagai macam batuan beku terobosan yang ada menpunyai potensi
sangat besar untuk keperluan bahan bangunan. Adapun sumber energi yang ada
adalah batubara yang tersingkap dibeberapa tempat pada Formasi Toraja.
Peta geologi lembar Majene dan bagian barat Palopo dapat di download pada link berikut ini : 2112 MAJENE-PALOPO
DAFTAR ACUAN
Abendanon, E.C., 1915.
Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes (1909-1910): Leiden,
E.J. Brill, v.I, 451 p
Ratman, N. Dan S. Atmawinata,
1993. Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi, Sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Reyzer. E.C., 1915. Geologische
aanteekeningen betreffende de Zuidelijke Toraja Landen, verzameld uit de
Verslagen der mijnbouwkundige onder-zoekingen In Midden Celebes: Jaarboek
v.h Mijnwezen in Nederlandsch Oost-Indie, 1918, Weltevreden (now Jatinegara),
Gov”t. Printing Office p, 154 – 209. pl.14
Simandjuntak, TO, E. Rusmana,
Surono dan Supandjono, 250.000. Penelitian dan Pengembangan, Geologi.
Sukamto, R., 1915 a. Geologic
Map of Sulawesi Sheet VIII Ujung Pandang Scale 1:1000.000 Geological Survey
of Indonesia.
------1975 b. The Structure of
Sulawesi in the light of plate tectonics, Proc. Reg, on the Geol, and Min
Resources of Southeast Asia. Jakarta: Indonesian Association of Geologist.