FISIOGRAFI
Lembar Komodo, Nusatenggara terdiri dari Pulau Sumbawa bagian
timur, Pulau Sangeang, Pulau Gilibanta, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Flores
bagian barat serta lebih dari 20 pulau kecil yang terletak di sekitarnya.
Pulau Sumbawa bagian timur
Di daerah ini terdapat tiga teluk yang besar
yaitu teluk Bima, Sape dan Waworada. Daratan di ujung teluk – teluk tersebut
berbentuk daratan rendah yang luas dan ditutupi oleh endapan sungai dan pantai.
Morfologi daerah ini dapat dibedakan atas dua daerah yaitu; daerah bagian utara
dan daerah bagian selatan.
Daerah bagian utara dibentuk oleh dua gunung
api strato yang tidak aktif yaitu Doro Lambuwu (1618) dan Doro Maria (1484).
Dua gunung tersebut dipisahkan oleh teluk Bima, batuannya terdiri dari hasil
gunung api. Pola aliran memancar dan lembah – lembahnya berbentuk “V”. Di
daerah puncak kedua gunung tersebut terdapat dinding kaldera dan dinding kawah
lama. Tumbuhan di daerah ini kurang begitu lebat, sebagian ditanami pohon jati,
setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi oleh rumput – rumputan.
Daerah bagian selatan berbentuk bukit – bukit
yang berpuncak runcing. Batuannya terdiri dari batuan gunung api dan sedimen
berumur Tersier. Pola aliran sungainya mendaun. Di bagian hulu lembah – lembah
berbentuk “V” dan sungai – sungainya belum bermeander, mendekati muaranya
lembah – lembah jadi lebar dan beberapa sungai sudah bermeander.
Pulau Sangeang
Pulau Sangeang merupakan sebuah gunung api
strato yang masih aktif, garis tengah pulau lebih kurang 15 km dan tinggi
puncaknya adalah 1948 meter dari permukaan laut. Di daerah puncaknya terdapat
tiga buah kaldera. Pola aliran sungainya memancar dan lembah – lembahnya
sebagian besar berbentuk :V”. Tumbuhannya tidak begitu lebat, sebagian besar
terdiri dari semak – semak.
Pulau Gilibanta
Berbentuk satu bukit rendah yang lerengnya
landai ke arah selatan dan terjal ke arah utara. Pantai utara membentuk teluk
setengah lingkaranyang diduga merupakan sisa dinding kaldera tua. Pulau ini
sebagian besar berbatu – batu terdiri dari singkapan hasil gunung api tua.
Tumbuhannya terdiri dari semak – semak dan rumput – rumputan.
Pulau Komodo, Rinca, dan Flores bagian barat
Pulau Komodo, Rinca dan Flores bagian barat
morfologinya hampir sama, dapat dibedakan atas daerah bagian utara dan daerah
bagian selatan.
Daerah bagian utara berbentuk bukit – bukit
yang berpuncak hampir datar. Batuannya terdiri dari batuan gunung api dan
sedimen berumur Tersier. Pola aliran sungainya mendaun. Lembah – lembahnya
lebar dan lerengnya landai. Tumbuhannya sebagian besar terdiri dari semak
belukar setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi oleh rumput –
rumputan.
Daerah bagian selatan dibentuk oleh satu gunung
kerucut, batuannya terdiri dari hasil gunung api tua. Pola aliran sungainya
memancar dan lembah – lembahnya berbentuk “V”. Daerahnya sebagian besar
ditutupi oleh hutan lebat setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang
ditutupi oleh rumput – rumputan.
STRATIGRAFI
Berikut tatanan stratigrafi lembar Komodo, Nusatenggara
Qa ALUVIUM DAN ENDAPAN PANTAI; terdiri
atas kerikil, pasir dan lumpur yang terbentuk di dalam lingkungan sungai, delta
dan pantai. Endapan pasir di sepanjang pantai utara dan selatan Pulau Sumbawa
setempat mengandung pasir magnetit.
Ql BATUGAMPING KORAL; disusun oleh
batugamping koral yang sebagian kompak dan sebagian bersifat breksi, bagian
bawah mengandung konglomerat, batupasir yang berkonsolidasi lemah dan lapisan
tipis pasir magnetit. Komponen konglomeratnya terdiri dari andesit, andesit
piroksin dan andesit berongga; matriksnya adalah pasir.
Qv (sn,ws) HASIL GUNUNG API MUDA;
gunungapi yang masih aktif yaitu Gunung Sangeang Api di Pulau Sangeang dan
Gunung Wai Sano di Pulau Flores, keduanya berupa gunung api strato. Di puncak
Gunung Sangeang Api terdapat tiga kerucut utama dan beberapa kawah. Di bagian
tengah Gunung Wai Sano terdapat satu danau kawah yang berbentuk lingkaran
dengan diameter sekitar 2,5 km, di sekelilingnya ditemukan beberapa mata air
panas dan fumarole dengan endapan belerang. Qvsn
merupakan hasil erupsi Gunung Sangeang Api yang terdiri dari lahar, breksi,
bomb dan lapilli. Batuannya bersusunan andesit, andesit olivine, basal, gelas
gunung api dan batuapung. Hadian dkk (1974) melaporkan adanya aliran lava dan
kubah lava yang berasal dari kawah Doro Api sebagai hasil kegiatan tahun 1964 –
1065. Lava tersebut berupa andesit piroksin, andesit dengan inklusi diorite dan
granodiorite, andesit olivine, basal dan basal olivine. Qvws merupakan hasil erupsi Gunung Wai Sano yang tediri dari tufa,
tufa pasiran dan tufa batuapung. Tufa berwarna putih dan mudah hancur. Di
sekitar gunung ini ditemukan pula beberapa singkapan kecil terdiri dari lava
dan breksi, berupa andesit piroksin, andesit berongga dan basal.
QTv (I, m, s, g, d, o, b) HASIL GUNUNG API TUA; batuan
gunung api yang terdiri dari perselingan breksi, lava dan tufa yang
berkomposisi andesit dan basal. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa
batuannya terdiri dari andesit piroksin, andesit berongga, basal gelas, basal
dan basal olivine (Subroto, DG, komunikasi tertulis, 1975). Topografi batuan
gunung api terseut membentuk beberapa kerucut dan setengah kerucut yang
terpisahsatu sama lain. Berdasarkan morfologinya para penulis menduga bahwa
pusat – pusat erupsi adalah Doro Lambuwu (QTvl),
Doro Maria (QTvm), Doro Saboke (QTvs), Gilibanta (QTvg), Doro Otota (QTvd),
Doro Orora (QTvo) dan Gunung Beliling
(QTvb). Batuan gunung api ini di
pulau Sumbawa menempati jalur bagian utara sedangkan di daerah timur mulai dari
pulau Komodo sampai pulau Flores menempati jalur bagian selatan. Di daerah
puncak Doro Lambuwu, Doro Maria dan gunung Beliling terdapat dinding kaldera
dan dinding kawah lama. Pantai utara pulau Gilibanta membentuk setengah
lingkaran yang diduga merupakan sisa dinding kaldera tua. Batuan gunung api
yang mengandung leusit di sebelah timur laut Doro lambuwu (Brouwer, 1917 dan
Sudrajat, 1975) tidak ditemukan penulis.
Tmpl BATUGAMPING TUFAAN; terdiri atas
batugamping tufaan, batugamping pasiran, tufa dan napal tufaan. Berlapis baik,
berwarna putih kekuningan. Foraminifera plangton dan cangkang moluka melimpah.
Fosil penunjuk yang dikenali adalah Globorotalia
cf. merotumida (Blow & Banner), Globigerinoides
conglobatus (Brady), Globoquadrina
altispira (Cushman & Jarvis), Globorotalia
plesiotumida (Blow & Banner), Globigerinoides
extremus (D’Orbigny), Globorotalia
acostaensis (Blow) dan Sphaerodinella
seminulina (Schwager). Fosil – fosil ini menunjukkan umur Miosen Akhir
hingga Pliosen Awal.
Tml BATUGAMPING BERLAPIS; batugamping berlapis
berwarna kelabu, pejal, mengandung sisipan batugamping tufaan, batupasir kuarsa,
tufa dan konglomerat. Konglomerat terdapat di bagian bawah, fragmen terdiri
atas andesit terpropilitkan dan rijang merah. Batugamping mengandung fosil
foraminifera, koral dan moluska. Fosil yang dikenali adalah Lepidocyclina ephipiodes (Jones &
Chapman), Lepidocyclina omphalus
(Tan), Flosculinella bontangensis
(Rutten), Operculina sp., Amphistegina sp. dan Flosculinella sp. yang menunjukkan umur
Miosen Tengah (Darwin Kadar, DG. Komunikasi tertulis, 1974). Satuan ini
ditutupi selaras oleh batugamping tufaan dan dialasi tak selaras oleh batuan
gunung api. Secara mendatar menjadi piroklastik kasar (Tmv) dan piroklastik halus (Tmdt).
Urat – urat kuarsa dengan galena setempat – setempat terdapat di dalam satuan
ini.
Tmdt TUFA DASITAN; berwarna kelabu,
dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 1 cm, pada umumnya berlapis dan sebagian
pejal. Mengandung sisipan – sisipan tufa hijau, tufa gampingan, batugamping dan
batupasir tufaan, setempat dengan sisipan breksi dan lava. Lavanya sebagian
berkonsolidasi dasit dan sebagian berkonsolidasi andesit. Sisipan batugamping
mengandung fosil Lepidocyclina
sumatrensis (Brady), Cycloclypeus
annulatus (Tan), Cycloclypeus
transiens (Tan), Operculina sp.
dan Amphistegina sp. yang menunjukkan
umur Miosen Tengah (Darwin Kadar, DG. Komunikasi tertulis, 1974). Satuan ini
setempat – setempat diterobos oleh urat – urat kuarsa setebal 1 – 20 cm,
sebagian terkersikkan dan termineralisasikan, kerak – kerak besi terjadi di
bagian yang terkersikkan.
Tmv BATUAN GUNUNGAPI; terdiri atas lava dan
breksi yang bersifat dasit, umumnya berwarna kelabu tua, pejal, dicirikan oleh
kuarsa berukuran 0,5 – 20 cm; mengandung sisipan – sisipan tufa dasit dan tufa
gampingan. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa batuannya terdiri dari
dasit dan dasit porfiri. Setempat mengandung banyak urat kuarsa; batuannya
terkersikkan dan termineralisasikan. Kedudukan stratigrafi satuan ini sama
dengan batugamping berlapis.
Tlml BATUGAMPING; berwarna kelabu tua,
berlapis baik, mengandung sisipan batugamping tufaan. Fosil yang dikenali
adalah Lepidocyclina sumatrensis
(Brady), Lepidocyclina sp., Sphaerogypsina sp., Amphistegina sp., Operculina
sp. dan Cycloclypeus sp. yang
menunjukkan umur Miosen Awal. Satuan ini berhubungan menjemari dengan batuan
gunungapi tua (Tlmv).
Tlmv BATUAN GUNUNGAPI TUA; terdiri atas lava
dan breksi berfragmen andesit dan basal; mengandung sisipan tufa bersifat
andesit dan batugamping hablur; umumnya kelabu kehijauan, hijua dan ungu pada
sisipan tufanya; lavanya sebagian berstruktur bantal dan bersisipan rijang
merah; breksi di bagian utara pulau Komodo mengandung pecahan – pecahan batuan
metasedimen dan batu sabak. Pada umumnya terpropilitkan, termineralisasikan dan
terkersikkan; mengandung urat – urat kuarsa dan kalsit. Umur dan kedudukan
stratigrafinya diperkirakan sama dengan batugamping (Tlml).
Tg (di, sy, t, a, da) BATUAN TEROBOSAN; terdiri dari granodiorite, diorite, sienit,
tonalit-trakit, andesit dan dasit. Diperkirakan menerobos sampai batuan yang
berumur Miosen Tengah. Tubuh intrusi yang besar ditemukan di bagian tengah
sumbawa timur bersusunan antara tonalit dan trakit dan dicirikan oleh feldspar
yang berukuran kurang dari 2 cm. Batuan di beberapa tempat sekitar batuan
terobosan ini terlihat lebih kuat terpropilitkan, terkersikkan dan mengandung
urat kuarsa lebih banyak daripada daerah lain.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Komodo, Nusatenggara |
STRUKTUR DAN SEJARAH GEOLOGI
Daerah pemetaan terletak di dalam busur dalam
kepulauan gunungapi Banda. Gunungapi yang masih giat adalah gunung Sangeang dan
Wai Sano di pulau Flores. Batuan gunungapi yang berumur antara Tersier dan
Kuarter di pulau Sumbawa menempati jalur bagian utara, sedangkan di daerah
timur mulai dari pulau Komodomsampai pulau Flores menempati jalur bagian
selatan. Batuan gunungapi yang berumur Tersier di pulau Sumbawa menempati jalur
bagian selatan, sedangkan di daerah timur mulai dari pulau Komodo sampai pulau
Flores menempati jalur bagian utara.
Struktur geologi terdapat terutama di pulau
Sumbawa; terdiri dari beberapa sesar normal dan kelurusan yang umumnya berarah
timurlaut – baratdaya dan baratlaut – tenggara. Struktur tersebut umumnya
terdapat pada batuan – batuan gunungapi dan sedimen tersier. Struktur geologi
daerah ini mungkin berhubungan erat dengan struktur geologi regional dan
pembentukan batuan beku dalam pada kala Miosen.
Sejarah geologi daerah pemetaan mungkin dimulai
pada kala Miosen Tua. Pada kala tersebut daerah ini mungkin merupakan suatu
cekungan. Kegiatan gunungapi terjadi pada cekungan tersebut dan menghasilkan
batuan gunungapi yang terutama bersifat andesit dan basal. Setelah kala Miosen
Awal terjadi suatu rumpang. Dari kala Miosen Akhir sampai Pliosen Awal daerah
ini kembali menjadi suatu sub-cekungan. Kegiatan gunungapi terjadi pada
cekungan tersebut dan menghasilkan batuan gunungapi yang terutama bersifat
dasit. Batuan terobosan yang bersifat menengah yang menghasilkan endapan bijih
logam diduga terjadi pada kala Miosen Akhir. Daerah ini mungkin telah merupakan
daratan semenjak kala Miosen Akhir akan teteapi kegiatan gunungapi berlangsung
terus sampai sekarang dan menghasilkan batuan gunungapi yang terutama bersifat
andesit dan basal. Pertumbuhan batugamping koral di sepanjang pantai utara
pulau Sumbawa dan pulau Flores membuktikan bahwa daerah ini masih mengalami
pengangkatan.
GEOLOGI EKONOMI
Petunjuk akan adanya mineralisasi di Sumbawa
Timur, Kabupaten Bima ditemukan di daerah Panda, Ncera, Lampe, Maria, Parado
dan teluk Waworada. Di pulau Rinca mineralisasi ditemukan di sekitar Tanjung
Watu Asah. Mineralisasi dan urata – urata kuarsa yang mengandung mineral bijih umumnya
terdapat di dalam batuan sedimen dan batuan gunungapi yang berumur Tersier. Beberapa
urat kuarsa yang mengandung galena terdapat di dalam batugamping Miosen
ditemukan di daerah Ncera; galena mengandung kadar Pb sebesar 6700 ppm. Beberapa
urat kuarsa mengandung mineral sulfide dengan kadar Cu 1160 ppm terdapat dalam
andesit yang terpropilitkan di hulu sungai Lampe. Beberapa urat kuarsa yang
mengandung emas dan perak ditemukan di dalam batuan gunungapi yang bersifat
dasit di tanjung Watu Asah, Flores Barat; Au yang terbesar adalah 0,49 ppm dan
Ag 314 ppm.
Cebakan tembaga yang diperkirakan sebagai hasil
pengayaan suatu lensa bijih ditemukan di dalam batuan gunungapi yang bersifat
dasit di sekitar tanjung Loho Buaya,Pulau Rinca; kadar Cu sebesar 100.000 ppm.
Cebakan mangan yang terdapat dalam suatu gossan
pada lava dasit ditemukan di daerah Panda, 15 km arah selatan Bima.
Cebakan mineral hematit-spekularit yang sangat
baik untuk batu permata ditemukan pada batuan breksi dan lava andesit di desa
Waao dan desa Sape, daerah Maria. Mineral tersebut diperkirakan terbentuk oleh
sublimasi uap fumarole garam yang bersuhu 6550C dan 10000C
pada lava berpijar.
Endapan pasir magnetit ditemukan disepanjang
pantai utara pulau Sumbawa dan di sekitar teluk Waworada. Gypsum ditemukan pada
andesit yang terpropilitkan di daerah Parado, Sumbawa Timur. Bahan bangunan
banyak ditemukan di daerah Bima, Sape, Wera, Parado dan Rampo seperti andesit, batugamping,
kerikil dan pasir.
Beberapa mata air panas dengan endapan belerang
ditemukan di sekeliling danau kawah Wai Sano, Flores Barat.
Peta geologi lembar Komodo dapat di download pada link berikut ini : 2007 Komodo
Peta geologi lembar Komodo dapat di download pada link berikut ini : 2007 Komodo
Referensi
Nana Ratman dan Aswan Yasin. Peta Geologi
Lembar Komodo, Nusatenggara. 1978.