Berikut
penjelasan untuk peta geologi lembar Leuwidamar, Jawa
FISIOGRAFI
Bagian puncak gunung dan pegunungan
di daerah ini umumnya masih tertutup hutan tropika dan hutan lindung. Bagian
lereng gunung atau pegunungan dan pebukitan tertutup oleh hutan reboisasi,
perkebunan, lahan pertanian dan rerumputan. Daerah dataran dan lembah sungai merupakan
pesawahan, lahan pertanian dan pemukiman.
Morfologi lembar leuwidamar ini dapat
dibedakan dalam tiga satuan, yaitu pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Sungai dan alurnya ada
yang bersifat tetap, sementara dan berkala.
Morfologi Pegunungan
Morfologi Pegunungan menempati bagian
tengah dan timur lembar, dicirikan oleh beberapa gunungapi strata atau kerucut
gunungapi dengan ketinggian antara 500 meter hingga 1950 meter di atas
permukaan laut. Beberapa puncaknya, antara lain gunung Halimun (1929 m), gunung Jayasempur (1338
m), gunung
Tapos (1224 m), gunung Endut (1281 m), gunung Nyungcung (1054 m), gunung Poreang (978 m), perbukitan Cangkuang (710 m)
dan perbukitan Palalangon (592 m).
Pola aliran sungainya memancar dan
dendrit, berlembah sempit berbentuk V dengan tebing curam, pada beberapa hulu
sungai terdapat air terjun atau jeram.
Morfologi Perbukitan
Morfologi Perbukitan menempati bagian
utara, barat dan selatan lembar, dicirikan oleh perbukitan sedimen
bergelombang, jalur-jalur pematang/punggungan yang hampir sejajar serta kubah,
dengan ketinggian antara 25 meter hingga 500 meter di atas permukaan laut.
Beberapa puncaknya antara lain perbukitan Kolecer (379
m), perbukitan Kiaraubang (431 m), perbukitan Haur (423 m), perbukitan Cermay (140 m), perbukitan Tangkil (288 m), perbukitan Cibatu (203 m), perbukitan Angin (466 m), perbukitan Cibunar (266 m), perbukitan Cicabe (183 m) dan perbukitan Manapa (342 m).
Pola aliran sungai umumnya sejajar
(paralel), kisi-kisi dan dendritik, memiliki lembah agak lebar dengan tebing
yang tidak terlalu curam (sedang). Pada beberapa sungai terdapat riam (jeram
rendah). Sungai utama sebagian ber-meander (berkelok-kelok) dan cukup lebar
antara lain ; Cibareno, Cimadur, Ohara, Cisiih, Ciliman, Ciujung, Cisimeut, dan
Ciberang.
Morfologi Dataran Rendah
Morfologi Dataran Rendah terdapat
setempat-setempat di sepanjang pantai selatan, di sekitar muara dan lembah
sungai. Pola aliran sungai umumnya paralel (sejajar) dan meandering
(berkelok-kelok). Pedataran ini dicirikan oleh elevasi yang hampir rata dengan
undak pantai atau sungai, dengan ketinggian kurang dari 25 meter dari atas
permukaan laut serta terdapat beberapa "gosong-pasir/sand dune"
yang sejajar dengan garis pantai.
STRATIGRAFI
Berikut
tatanan stratigrafi untuk lembar Leuwidamar, Jawa.
Qa Aluvium; terdiri atas kerakal, pasir,
lempung, lumpur (endapan sungai) dan endapan teras.
Qc Endapan Pantai; terdiri atas kerikil pasir, lempung,
rombakan batugamping koral dan cangkang moluska atau kerang, gosong pasir dan
batugamping terumbu.
Qv Batuan Gunungapi Kuarter; terdiri atas breksi gunungapi, tuf, lava, dan
aglomerat. Menindih tidak selaras Formasi/satuan batuan yang lebih tua.
Qb Basal; terdiri atas basal,
basal Olivia dan andesit piroksin.
Qvb Breksi Tapos; berumur Plistosen, terdiri atas breksi
gunungapi bersusunan andesit - basal, lava, tuf dan aglomerat. Breksi ini
menjemari dengan Lava Halimun (Qvl), dan menutupi
secara tidak selaras formasi / satuan batuan yang berumur lebih tua.
Qvl Lava Halimun; berumur Plistosen,
bercirikan lava bersusunan basal dan andesit.
Qvp Batuan Gunungapi Endut; berumur Plistosen, terdiri atas endapan
gunungapi bersusunan andesit dan basal (breksi gunungapi), lava dan tuf. Batuan
gunungapi ini menindih tidak selaras formasi/satuan batuan yang lebih tua.
Qpb formasi Bojong; terdiri atas batupasir gampingan,
batulempung pasiran, napal atau lensa batugamping, batupasir tufaan, tuf dan
gambut, berumur Plistosen Awal dan bercirikan sedimen laut dan sedikit sedimen
darat, dengan sisipan gambut. Formasi Bojong diduga menjemari dengan Batuan
Gunungapi Endut (Qpv).
Tpc formasi Cipacar; terdiri atas batupasir tufaan,
batulempung tufaan, tufa breksi, konglomerat, tufa dan napal, berumur
Pliosen Akhir bercirikan sedimen klastik yang kaya akan
fosil moluska dan bersisipan dengan sedimen laut, dan diendapkan pada
lingkungan laut dangkal - darat. Formasi Cipacar tertindih selaras oleh Formasi
Bojong (Qpb) atau tertindih tidak
selaras oleh formasi/satuan batuan lain yang lebih muda, serta menindih tidak
selaras Tuf Malingping (Tpmt) clan Formasi Genteng (Tpg).
Tpv Tufa Citorek; terdiri atas tufa batuapung, tufa sela, tufa kaca, breksi tufan dan lava.
Tpmt Tufa Malingping; terdiri atas breksi tufan, tufa batuapung, tufa sela, tufa dasit, lava, batupasir tufan dan lempung tufan.
Tpg formasi Genteng; terdiri atas tufa batuapung, batupasir
tufan, breksi konglomerat, napal dan kayu terkersikan, berumur Pliosen Awal dan
bercirikan sedimen epiklastik tufan dengan kayu terkersikkan, terendapkan pada lingkungan
darat. Formasi Genteng (Tpg) dapat
dikorelasikan dengan Formasi Cimanceuri (Tpm),
menjemari dengan Tuf Malingping (Tpmt),
dan tertindih tidak selaras oleh Formasi Cipacar (Tpc).
Tpm formasi Cimanceuri; terdiri atas konglomerat,
batupasir gampingan, tufa dasit, breksi dan batugamping, berumur Pliosen Awal dan bercirikan
sedimen klastik dengan serakan fosil moluska, diendapkan pada lingkungan laut
dangkal - iitoral. Hubungan
formasi ini dengan formasi/satuan batuan di atasnya tidak
jelas, diduga tertindih selaras oleh Tuf Citorek (Tpv).
Tmbs Anggota Batupasir Formasi
Bojongmanik; terdiri atas batupasir,
batulempung bitumen, napal berfosil, batupasir tufan, tuf batuapung dan sisipan lignit.
Formasi Bojongmanik (Tmb) menjemari
dengan Tuf Cikasungka (Tmkt), tertindih
tidak selaras oleh Formasi Genteng (Tpg)
atau Formasi Cipacar (Tpc), dan diterobos oleh Andesit (Tma) atau Dasit (Tmda).
Tmkt Tufa Cikasungka; terdiri atas tufa, breksi tufan, batupasir
tufaan,
batulempung tufaan dan kayu terkersikan atau sisa tumbuhan.
Tma
Andesit; berumur Miosen Akhir, bersusunan andesit, berbentuk retas atau lensa
"Lacolith".
Tmbl
Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik; terdiri atas batugamping dan batugamping pasiran.
Tmbc
Anggota Batulempung Formasi Bojongmanik;, terdiri atas batulempung, batulempung pasiran dan lignit.
Tmda
Dasit; berumur Miosen Akhir, bersusunan dasit atau liparit, berbentuk retas atau terobosan
kecil seperti Stock.
Tmqd
Diorit Kuarsa; berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, bersusunan dioritik kuarsa,
berbentuk lacolith (Gunung Malang), dan di tempat lain berupa retas atau stock.
Tmd
Formasi Badui; terdiri atas konglomerat, batupasir dan tufa, berumur akhir Miosen Tengah dan dicirikan oleh
sedimen klastik kasar, diendapkan pada lingkungan neritik - darat. Formasi
Badui (Tmd) diperkirakan tertindih
selaras oleh Formasi Bojongmanik (Tmb),
dan tertindih tidak selaras oleh formasi/satuan batuan yang lebih muda lainnya.
Tmdi Anggota Batugamping Formasi Badui; bercirikan batugamping berselingan dengan batulempung dan napal.
Tms Anggota
Batulempung bercirikan oleh batuan klastik halus yaitu batulempung, batupasir, napal dan tufa. Berumur Miosen Tengah.
Tmsl Anggota
Batugamping Formasi Sareweh; terendapkan pada
lingkungan laut, dan dicirikan oleh batugamping terumbu, dengan bermofologi
karst.
Tmck Anggota
Batulempung Formasi Cimapag; dicirikan oleh
sisipan tipis sedimen klastik halus di bagian atas Formasi Cimapag. Terdiri atas batulempung dan batupasir.
Tmc Formasi
Cimapag; berumur akhir Miosen Awal, merupakan sedimen gunungapi, terdiri dari Alas
breksi atau konglomerat dengan komponen dari rombakan batuan yang lebih tua,
lava, urat kuarsa, dan batuan yang terubah, terendapkan pada lingkungan laut -
darat. Formasi Cimapag (Tmc) setempat
tertindih tidak selaras oleh Formasi Sareweh atau formasi batuan yang lebih
muda lainnya,
serta menindih tidak selaras Formasi batuan yang lebih tua.
Tmcl Anggota
Batugamping Formasi Cimapag;
terdiri atas batugamping, napal dan
batulempung. Terdapat di bagian bawah formasi
Cimapag.
Tmt Anggota
Tufa Formasi
Citarate; terdiri atas breksi tufa gampingan, batupasir,
konglomerat, batugamping dan tufa. Satuan ini terletak di
bagian atas formasi Citarate, terendapkan pada lingkungan litoral - darat, dicirikan oleh batuan
epikistik tufan.
Tmtl Anggota
Batugamping Formasi Citarate; terdiri
atas batugamping, napal dan batupasir. Terletak di bagian
bawah formasi Citarate, berumur awal Miosen Awal, bercirikan Batugamping terumbu, mengandung
pecahan kuarsa dan feldspar, terendapkan pada lingkungan laut.
Tomm Batuan Malihan; diperkirakan berumur Oligo-Miosen, terdiri dari; Sekis, Gneiss dan Arnfibolit. Tersingkap di bagian utara
tubuh batuan terobosan Granodiorit Cihara (Tomg).
Tomg Granodiorit
Cihara; berumur Oligo-Miosen, bercirikan batuan granitoid, menerobos
formasi/satuan batuan berumur Eosen hingga Miosen Awal, terutama Formasi
Cikotok (Temv) dan Formasi Bayah (Teb). Bentuk tubuh terobosan cukup luas atau berupa
pipa.
Tojl Anggota
Batugamping Formasi Cijengkol; terdiri atas batugamping, napal, batulempung dan batupasir gampingan. berumur akhir
Oligosen Awal hingga Oligosen Akhir, bercirikan batugamping berselingan napal
atau batulempung dan terendapakan pada lingkungan neritik, tersingkap di bagian
utara lembar.
Tojm Anggota
Napal Formasi Cijengkol; terdiri atas napal, batupasir, batulempung dan batubara, berumur Oligosen Awal -
Akhir, bercirikan sedimen klastik halus, terendapkan pada lingkungan paralik -
neritik, tersingkap di daerah selatan dan utara lembar.
Temv Formasi
Cikotok; terdiri atas breksi gunung api, tufa, lava, batuan terubah dan urat kuarsa, berumur Miosen Akhir hingga
Miosen Awal, bercirikan batuan gunungapi andesit - basal, dengan urat kuarsa
atau urat bijih sulflda, sebagian terubah, dan terendapkan pada lingkungan neritik -
darat. Formasi Cikotok menindih tidak selaras Formasi Bayah (Teb atau Tebm), menjemari
dengan Formasi Cicarucup (Tet),
Formasi Cijengkol (Toj) dan Formasi
Citarate (Tmt), serta tertindih tidak
selaras oleh Formasi Cimapag (Tmc). Formasi ini
diterobos aleh Granodiorit Cihara (Tomg)
yang diduga adalah salah satu penyebab terbentuknya batuan metamorf berderajat
rendah.
Toj Anggota
Batupasir Formasi Cijengkol; terdiri dari batupasir, konglomerat, breksi, tufa dan batubara, berumur
Oligosen Awal, terendapkan pada lingkungan paralik, bercirikan sedimen
epiklastik kasar dengan alas konglomerat, tersingkap di daerah selatan Lembar.
Formasi Cijengkol menindih tidak selaras Formasi Bayah dan tertindih selaras oleh Formasi
Citarate dan menjemari dengan Formasi Cikotok (Temv).
Tet
Formasi Cicarucup; terdiri atas konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung, tuf dan batugamping,
berumur Eosen Akhir, diendapkan pada lingkungan paralik hingga Litoral, bercirikan
sedimen klastik yang kaya feldspar, dengan sisipan batugamping dan tuf
bersusunan menengah. Formasi ini menjemari dengan Formasi Cikotok (Temv), dan bersama Formasi Bayah
tertindih tidak selaras dengan Formasi Cijengkol.
Teb Anggota
Konglomerat Formasi Bayah; terdiri dari konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung, tuf dan
batubara. Satuan ini berumur Eosen dan diendapkan pada lingkungan paralik,
bercirikan sedimen klastik kasar yang berasal dari rombakan batuan granit dan
metamorf Formasi Ciletuh (Pra-Tersier), bersisipan batubara, tersingkap di
bagian selatan.
Tebm Anggota
Batulempung Formasi Bayah; terdiri atas batulempung gampingan, batulempung hitam, serpih dan batupasir,
berumur Eosen dan berlingkungan pengendapan neritik dan tersingkap di bagian
utara.
Tebl Anggota
Batugamping Formasi Bayah; terdiri atas batugamping dan napal, menjemari dengan Anggota Batulempung (Tebm). Formasi Bayah, menindih selaras
Formasi Ciletuh (di Lembar Jampang) dan tertindih selaras oleh Formasi Cicarucup (Tet).
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa |
STRUKTUR DAN TEKTONIK
Lembar Leuwidamar bagian
Selatan mempunyai struktur geologi regional yang rumit, yang diakibatkan oleh
adanya suatu tectonic disturbance (Van Bemmelen, 1949). Daerah ini khususnya Komplek Pegunungan
Bayah, merupakan pertemuan antara Geantiklin Jawa dengan Geantiklin Bukit
Barisan di Sumatera, sehingga terjadi deviasi struktur, jurus umum dan struktur
geologi yang bervariasi. Pola stuktur jalur sedimentasi selama hampir sama dengan jalur sedimentasi utara, yaitu dengan arah umum
jurus sesar utara - selatan dan beberapa berarah timur laut - barat daya. Arah
umum sumbu perlipatan barat – timur hingga barat laut – tenggara. Pada jalur erupsi tengah terlihat radial
dengan arah
utara – selatan yang berkaitan dengan pembentukan Kubah Bayah memanjang dengan sumbu
kubah berarah barat laut - tenggara.
Secara umum lembar Leuwidamar memiliki struktur geologi lipatan antiklin
dan sinklin dengan pola atau arah relatif barat timur disertai struktur
sesar-sesar transversal yang berarah utara – selatan
yang memotong dan menggeser sumbu-sumbu antiklin. Secara lokal di beberapa
tempat terdapat penyimpangan arah sumbu antiklin dan sinklin yang disebabkan
oleh adanya pembentukan Kubah Bayah.
Komplek
gunung api yang termasuk dalam Kubah Bayah merupakan hasil gerak pengangkatan
dan penurunan yang menerus sejak Eosen sampai Plio-Pleistosen. Gerak-gerak
tersebut didahului oleh periode pembentukan cekungan, transgresi, regresi,
intrusi, dan pengkubahan yang disertai
oleh periode pelipatan, pematahan, serta pembentukan daratan dan gunung api. Evolusi kegiatan tektonika dan struktur regional di lembar Leuwidamar diperkirakan mulai dari Oligo-Miosen hingga
Pliosen Tengah.
Pada kala
Eosen, daerah bagian selatan diduga merupakan cekungan laut dan sebagian
daratan. Di dalam cekungan itu terbentuk Formasi Bayah yang bahannya bersumber
dari hasil denudasional batuan tua. Kemudian selaras di atas Formasi Bayah
terendapkan Formasi Cicarucup. Pada pasca Eosen Akhir terjadi kegiatan
gunungapi yang berlangsung hingga Miosen Awal dan menghasilkan Formasi Cokotok.
Selama Oligosen dan setelah terbentuk kembali cekungan laut hingga litoral,
terendapkan Formasi Cijengkol yang menindih takselaras Formasi Bayah dan diduga
menjemari dengan Formasi Cikotok.
Pada kala
Oligo-Miosen terjadi pengkubahan di daerah Bayah yang terkenal dengan Kubah
Bayah akibat penerobosan batuan Granodiorit Cihara ke dalam Formasi Cikotok.
Selama ini pula terjadi kegiatan orogenesa terhadap Formasi Bayah sampai Formasi Cijengkol yang
menghasilkan lipatan yang berarah timurlaut-baratdaya dan juga terjadi sesar
normal dan sesar mendatar dengan arah timur-barat dan timurlaut-baratdaya. Penerobosan Granodiorit Cihara ini terjadi di bagian
selatan, sedangkan di bagian tengah terjadi suatu cekungan yang cukup luas
dengan alas batuan tua dan berlingkungan laut hingga darat. Cekungan tersebut
menerus hingga Miosen Awal. Pada Akhir Miosen Awal terjadi pengangkatan dan
terendapkan Formasi Cimapag yang menindih takselaras Formasi Citarate.
Selama
Miosen Tengah terjadi proses orogenesa yang menyebabkan perlipatan dengan arah
timur-barat terhadap formasi berumur tua dan sesar normal dan sesar mendatar
dengan arah timurlaut-baratdaya. Terutama pada Formasi Cikotok terjadi beberapa
urat kuarsa dengan mineralisasi sulfida, diantaranya emas, perak, tembaga dan
pirit.
Selama
Miosen Akhir terjadi perlipatan busur pada Formasi Citarate dan Formasi
Cimapag, diikuti oleh sesar normal dan sesar mendatar dengan arah timur-barat
atau timurlaut-baratdaya.
Selama
periode Pliosen
Awal sampai Pliosen Tengah terjadi
pengangkatan sehingga Kubah Bayah menjadi daratan.
Selama
periode Pliosen
Tengah sampai Pliosen Akhir
terjadi orogenesa yang menyebabkan terjadinya perlipatan dengan arah
timur-barat dan timurlaut-baratdaya, sesar normal, sesar mendatar dan sesar diagonal
dengan arah utara-selatan, timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara.
Sedangkan di bagian selatan terjadi pengkubahan lanjutan terhadap Kubah Bayah,
yang diikuti sesar bongkah dan diagonal dengan arah timur-barat atau
utara-selatan.
SUMBERDAYA MINERAL
Kondisi
geologi dan tektonik di lembar Leuwidamar
membentuk berbagai jenis bahan galian, yang sebagian termasuk bahan galian
batubara serta logam yaitu emas (Au) dan mineral pengikutnya antara lain galena
(Pb), seng (Zn), tembaga (Cu), pirit (Fe), Batubesi. Sedangkan yang lainnya
termasuk bahan galian non logam dan batuan (bahan galian industri) yaitu :
batugamping, kalsit, batu belah, zeolit, lempung, tras, feldspar, batupasir
kuarsa, pasir darat, bentonit, kaolin, batusempur opal, sirtu dan batubara.
Secara
genesa, Emas (Au) merupakan bahan galian logam yang merupakan bahan galian yang
terbentuk bersamaan (berasosiasi) dengan mineral logam lainnya, hanya dapat
dibedakan berdasarkan persentasi antara mineral-mineral logam yang diendapkan.
Pada umumnya dibentuk oleh proses hidrothermal yang menerobos rongga-rongga
menuju permukaan bumi, dimana dalam bentuk cairan dan gas terendapkan bersamaan
dengan mineral-mineral lainnya seperti : Ag, Sn, Hg, Zn, Fe, Pb dan sebagainya.
Penyebaran mineral bijih ini di lembar Leuwidamar berasosiasi dengan batuan yang berasal dari Formasi
Cikotok dan Cimapag. Di lembar ini bahan galian
emas (Au) tersebar di Kecamatan Cibeber, Bayah, Cilograng, Cipanas, Sobang,
Panggarangan, Gunung Kencana. Sedangkan galena (Pb) terdapat di Kecamatan
Bayah, Panggarangan, Cibeber, Bojongmanik, Lebakgedong, dan Cigemblong. Kadar
rata-rata Au 8,4 gr/ton dan perak 491 gr/ton.
Referensi
Sujatmiko and
S. Santoso. Geological Map of the Leuwidamar Quadrangle, Java. 1992.