STRATIGRAFI
Berikut tatanan
stratigrafi untuk lembar Muara Ancalong, Kalimantan
Qa ALUVIUM; terdiri atas
kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan sisa tumbuhan.
TmQm BATUAN GUNUNGAPI METULANG;
tersusun atas lava andesit – basal, breksi lava, tufa, aglomerat, breksi lahar
yang berfragmen andesit sampai basal. Andesit berwarna kelabu muda, porfiritik,
piroksin dan hornblende sebagai fenokris, padat, terkekarkan. Basal berwarna
kelabu hitam, padat, setempat berongga, halus, umumnya mineral feldspar sebagai
fenokris.
Tpkb FORMASI KAMPUNG BARU;
disusun oleh batupasir kuarsa bersisipan batulempung, batulanau, konglomerat,
lignit, gambut dan oksida besi. Batupasir kuarsa mengandung sedikit feldspar
dan karbon halus, berbutir menengah – halus, sortasi baik. Batulempung tufaan,
berlapis tipis, mengandung nodul lempung berukuran 1 cm dengan inti kuarsa. Batulanau
berwarna kehijauan setempat berselingan dengan gambut setebal 3 cm. Konglomerat
bagian bawah berfragmen basal dan kuarsa, ke aras atas berselingan dengan
batupasir bersortasi buruk. Lingkungan pengendapan formasi ini pada sungai dan
darat. Umurnya diperkirakan Pliosen, dengan ketebalan 250 – 800 meter. Formasi ini
tertindih tak selaras oleh satuan alluvium.
Tmbp FORMASI BALIKPAPAN; terdiri
dari batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan lanau, serpih, batugamping dan
lignit. Batupasir kuarsa berbutir halus – sedang, sortasi baik, mengandung
sisipan oksida besi dan lignit. Batulempung mengandung sisa tumbuhan, berlapis
baik sampai buruk. Batulanau dan serpih berlapis baik. Batugamping berupa
lensa, pejal, mengandung fosil Flosculinella
borneonsis Tan, Miogypsina sp., Lepidocyclina sp., Cycloclypeus annulatus yang menunjukkan umur Miosen Tengah dengan
lingkungan pengendapan pada delta – litoral sampai laut dangkal. Tebal formasi
ini sekitar 1800 meter. Formasi ini mengalasi tak selaras formasi Kampungbaru.
Toma BATUAN TEROBOSAN ATAN;
terdiri dari plug dan dike andesit basal. Batuan ini menerobos formasi yang
lebih tua dan diduga berumur Oligosen – Miosen yang sebanding dengan batuan
terobosan Sintang di lembar Sintang (Heryanto drr, 1993).
Tomw FORMASI WAHAU; tersusun atas
perselingan batulempung, batupasir kuarsa, batupasir lempungan dan lempung
pasiran. Batulempung berwarna kelabu tua, berlapis 10 – 25 cm. Batupasir kuarsa
berwarna kelabu – kekuningan, padat, berbutir halus – sedang, sortasi baik,
bersifat tufaan, mikaan dan karbonan; mengandung pecahan cangkang koral. Batupasir
lempungan dan batulempung pasiran berwarna kelabu – kekuningan, bersifat
gampingan setempat karbonan, berlapis baik dan mengandung cangkang koral. Bagian
bawah bersisipan dengan batugamping yang kaya akan fosil ganggang dan koral
berumur Oligosen. Bagian atas sebanding dengan formasi Pelaubalang di lembar
Longiram (Suwarna, drr, 1985) yang berumur Miosen Tengah. Formasi ini
terendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai darat dengan ketebalan mencapai
2000 meter. Formasi Wahau menindih selaras formasi Marah.
Tou FORMASI OJOH BILANG; terdiri
atas batulumpur, sedikit batupasir, sebagian bersifat gampingan dan karbonan;
setempat tufaan. Batulumpur berwarna kecoklatan sampai gelap, berlapis, pejal,
umumnya menyerpih, mengandung bioturbasi dan konkresi oksida besi. Batupasir berwarna
kelabu muda sampai coklat, berbutir halus, kaya akan kuarsa dan lithic, sortasi
baik, struktur cast. Kandungan fosilnya antara lain; Globigerina venezuelana (Hedberg), Globigerina semilis, Globigerina amphiapertura (Bolli), Globigerina tripartite (Koch), Nodosaria sp., Bilumina sp., Lenticulina
sp. dan Textularia sp. yang
menunjukkan umur Eosen Akhir – Oligosen Awal dengan lingkungan pengendapan laut
terbuka sampai paparan luar. Ketebalan formasi ini mencapai 500 meter. Formasi ini
selaras berangsur dengan formasi Batu Ayau dan tak selaras di bawah formasi
Wahau dan batuan gunungapi Metulang.
Tol ANGGOTA BATUPASIR LENMURING
FORMASI UJOH BILANG; disusun oleh batupasir kuarsa berwarna putih sampai
coklat muda, berbutir sedang, sortasi baik. Formasi ini berumur Oligosen Awal
dengan lingkungan pengendapan laut dangkal berenergi tinggi. Tebal formasi ini
sampai 100 meter dan berupa lensa dalam formasi Ujoh Bilang.
Tea FORMASI BATU AYAU; terdiri
atas batupasir, batulumpur, batulanau. Umumnya bersifat karbonatan, setempat
sisipan batubara dan lignit. Batupasir berwarna kelabu muda sampai coklat muda;
berbutir halus – sedang, sortasi baik, menyudut tanggung, tersusun atas arenit
kuarsa, arenit lithic dan feldspatik; struktur berupa parallel laminasi silang
silur dan konvolut. Batulumpur dan batulanau berwarna kelabu tua sampai hitam;
bersifat gampingan dan karbonan; mengandung banyak pecahan fosil. Kandungan fosil
foraminifera yang ditemukan antara lain; Globigerina
angioporoides, Globigerina linaperta, Globigerina amphiapertura, Nummulites sp.,
Discocyclina sp. yang menunjukkan
umur Eosen Akhir dengan lingkungan pengendapan laut dangkal sampai terbuka. Tebal
formasi ini sekitar 500 – 900 meter. Formasi ini selaras diatas formasi Batu
Kelau dan formasi Marah.
Tem FORMASI MARAH; terdiri atas
perselingan napal, batulempung dan konglomerat; bersisipan batugamping. Napal dan
batulempung berwarna kelabu kecoklatan, bersifat gampingan dan padat. Napal mengandung
fosil Globigerina yeqaenses (Weinziel
dan Aoolin), Globigerina tripartite (Koch),
Globigerina linaperta, Globigerina
ampliapertura (Bolli), Globigerina
cerroazulensis (Cole), Nummulites sp.,
Operculina sp., Nodosaria sp., Anomalia sp.
dan Dentalina sp. yang menunjukkan
umur Eosen Akhir (Leuvold dan Vlerk, 1931). Batugamping berwarna putih
kekuningan, merupakan sisipan dalam napal dengan tebal sekitar 5 – 10 cm. Bagian
bawah banyak mengandung muskovit dan bagian atas bersisipan konglomerat. Formasi
ini terendapkan pada lingkungan sublittoral dengan ketebalan berkisar antara
400 – 800 meter.
Tek FORMASI BATU KELAU; terdiri
dari serpih, batulumpur, batulanau dan sedikit batupasir. Batulumpur, serpih,
batulanau berwarna kelabu tua, bersifat mikaan, struktur parallel, perlapisan
dan laminasi menggelombang. Batupasir berwarna kelabu muda, berbutir halus,
sortasi baik, disusun oleh arenit kuarsa, bersifat karbonan; struktur parallel laminasi,
konvulut laminasi dan cross bedding. Kandungan fosil foraminifera bentonik
antara lain; Discocyclina omphala, Nummulites sp., Textularia sp., Discocyclina
sp., Biplanispira sp., Operculina sp., Pyrgo sp., Rupertina sp.
yang menunjukkan umur Eosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada laut
dangkal dan sebagian pada terumbu muka. Ketebalannya mencapai 500 meter. Formasi
ini selaras diatas formasi Haloq dan dibawah formasi Batu Ayau dan menjemari
dengan formasi Marah.
Teh FORMASI HALOQ; terdiri atas
batupasir, sedikit konglomerat (pada dasar) dan batulempung, jarang batugamping
dan batubara. Batupasir berwarna kelabu muda, mengandung arenit kuarsa, keras,
berbutir halus – sedang, sortasi baik, menyudut tanggung sampai membulat,
terdapat pecahan kuarsa klastik dan sedikit feldspar dan lithic; struktur
perlapisan silang silur. Konglomerat berwarna kelabu muda, membulat tanggung –
membulat; sortasi sedang – buruk; fragmen berukuran kerakal (0,5 – 2 cm)
terdiri atas kuarsa, rijang, lithic dan batuan gunungapi felsic; struktur
perlapisan silang silur. Batugamping berwarna kelabu tua, bersifat klastik; jenis
kalkarenit sampai kalsilutit; berbutir halus sampai kasar; mengandung klastika
pecahan fosil; matriks berupa lumpur karbonat atau kalsit berkristal halus. Kandungan
fosil yang ditemukan antara lain; pecahan koral, briozoa, ganggang merah,
ekinoid pelesipoda, Discocyclina omphala
dan miliolid, Operculina sp., Elphidium
sp., Textularia sp. yang menunjukkan
umur Eosen Akhir dengan lingkungan pengendapan pada laut dangkal. Ketebalan formasi
ini antara 400 – 500 meter. Formasi ini tak selaras di atas satuan bancuh serta
selaras di bawah formasi Batu Kelau dan formasi Marah.
Ten BATUAN GUNUNGAPI NYAAN;
terdiri atas tufa, aglomerat. Tufa bersusun asam. Satuan ini terendapkan dalam
lingkungan darat dan diterobos oleh dike yang berkomposisi intermediet sampai
basa.
Ter ANGGOTA BATUGAMPING RITAN,
FORMASI HALOQ; merupakan batugamping bioklastika berwarna coklat muda
sampai kelabu muda, pejal mengandung foraminifera besar antara lain; Nummulites sp., Discocyclina sp., Pellatispira
sp., Operculina sp., Heterostegina sp., ekinoid dan ganggang
yang menunjukkan umur Eosen Akhir dengan lingkungan pengendapan terumbu muka
pada laut dangkal. Tebal satuan ini sekitar 500 meter. Anggota ini tertindih
tak selaras oleh formasi Batu Ayau dan formasi Balikpapan.
Kum BANCUH TABANG; merupakan
batuan melange dalam lempung bersisik, struktur mata ikan dan bodin. Bongkahan terdiri
atas batugamping orbitolina, gabbro, ultramafic, rijang merah, konglomerat dan
batuan terkersikkan. Bersentuhan sesar dengan bancuh Telen – Kelinjau,
tertindih tak selaras oleh formasi Haloq dan Batu Kelau.
Jkm BANCUH TELEN-KELINJAU;
merupakan campuran antara batuan allochton dan outochton yang terdiri atas ultramafic,
batusabak, rijang, spilit, batugamping heliolites berumur Devon; batupasir
malih, sekis, gneiss dan granit berfoliasi. Bersentuhan sesar dengan formasi
Telen, tertindih tak selaras formasi Haloq, Batu Kelau dan Marah.
Jkt FORMASI TELEN; perselingan
batusabak, rijang, batupasir malih dan batulanau malih. Batusabak berwarna
hitam – merah, umumnya tergeruskan. Rijang berwarna kelabu, berlapis tipis (2 –
10cm). Batupasir malih berwarna kelabu kehijauan, berbutir sedang, menyudut –
menydut tanggung, berlapis baik (2 – 50 cm), setempat berstruktur parallel laminasi
dan silang silur. Batulanau malih berwarna kelabu tua, berlapis buruk,
terbreksikan, struktur parallel laminasi dan silang silur. Ketebalan formasi
ini mencapai 1000 meter. Formasi ini bersentuhan sesar dengan satuan bancuh,
tak selaras di bawah batuan gunungapi Metulang.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Muara Ancalong, Kalimantan |
STRUKTUR DAN TEKTONIKA
Struktur yang
dijumpai di lembar Muara Ancalong adalah sesar, lipatan dan kelurusan. Sesar umumnya
normal dengan arah baratdaya – timurlaut, sedangkan perlipatan berarah utara –
selatan. Kegiatan tektonika dimulai pada Jura Akhir yang mengalihtempatkan
batuan mélange Telen – Kelinjau dan batuan malih Telen. Sejak Kapur Akhir
sampai Eosen terbentuk batuan bancuh Tabang yang diikuti oleh kegiatan gunungapi
Nyaan. Selama kala EosenAkhir – Oligosen terjadi pengendapan formasi Haloq,
Batu Kelau, Ayau, Marah dan Ujoh Bilang. Kala Miosen Bawah dicirikan oleh
kegiatan batuan terobosan Atan sampai Kuarter yang diikuti pengendapan formasi
Wahau. Kegiatan gunungapi Metulang terjadi pada kala Miosen Akhir sampai
Kuarter yang diikuti pengendapan formasi Balikpapan yang ditindih tak selaras
oleh formasi Kampungbaru dan Aluvium.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Sumberdaya mineral
dan energy yang dijumpai di lembar Muara Ancalong adalah emas, pasir kuarsa dan batubara. Emas
primer terdapat dalam breksi tufa batuan gunungapi Nyaan, sedangkan emas plaser
dijumpai di sungai Tabang, Busang dan Muyup. Pasir kuarsa terdapat di daerah
hulu sungai Tabang. Endapan batubara dengan ketebalan 2,5 meter tersingkap di
sungai Pennon dan Kelinjau.
Peta geologi lembar Muara Ancalong dapat di download pada link berikut ini :
Peta geologi lembar Muara Ancalong dapat di download pada link berikut ini :
Referensi
S.
Atmawinata, N. Ratman and Baharuddin. Geological of the Muara Ancalong
Quadrangle, Kalimantan. 1995.