STRATIGRAFI
Berikut tatanan stratigrafi untuk lembar
Ruteng, Nusatenggara
Qal ALUVIUM; terdiri
atas kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan lanau. Tersusun material andesit,
dasit, basal dan granit. Satuan ini terendapkan dalam lingkungan sungai dan
pantai.
Ql BATUGAMPING
KORAL; mengandung sedikit ganggang, pejal. Mencapai ketinggian kurang lebih 200
mdpl.
Qct UNDAK PANTAI;
tersusun atas perselingan konglomerat dan batupasir, sedikit gampingan, mudah
lepas, hampir mendatar, struktur silang silur, mencapai ketinggian 10 – 50 mdpl.
Qhv BATUAN GUNUNGAPI MUDA; terdiri atas lava,
breksi, aglomerat bersusunan andesit – basal. Struktur kekar melembar. Tufa pasiran
dan pasir gunungapi mudah lepas. Berasal dari kegiatan gunungapi strato muda
yaitu; Waisano, Ine Rie, Ambulombo dan Poco Ranaka.
QTv HASIL GUNUNGAPI
TUA; terdiri atas lava, breksi, aglomerat dengan sisipan tufa dan tufa lapilli setempat
lapisan tipis lanau dan batugamping koral. Lava bersusunan andesit piroksin,
setempat memperlihatkan struktur kekar tiang dan kekar melembar. Breksi dan
aglomerat berfragmen andesit dan basal, kemas terbuka, mudah lepas. Di beberapa
tempat satuan ini memperlihatkan struktur silang silur. Satuan ini diendapkan
dalam lingkungan air dangkal yang tenang.
Tmpl FORMASI LAKA;
terdiri atas tufa berselingan dengan batupasir tufaan dan batupasir gampingan. Tufa
berwarna putih kehijauan, halus – kasar, menyudut – membulat tanggung, padat. Batupasir
tufaan berwarna putih kehijauan, halus – kasar, menyudut – membulat tanggung,
cukup padat. Batupasir gampingan berwarna putih kecoklatan, keras, mengandung fosil
Globigerinoides, Globorotalia,
Bloboquadrina, Sphaerodinellopsis dan Hastigerina
yang menunjukkan umur Miosen Akhir – Pliosen dan lingkungan pengendapan pada daerah
sublittoral pinggir – sublittoral luar. Tebal formasi ini diperkirakan 750 –
1000 meter. Formasi ini menjemari dengan formasi Waihekang dan tertindih tak
selaras dengan satuan batuan gunungapi tua.
Tmpw FORMASI
WAIHEKANG; tersusun atas batugamping klastika dan rijang. Batugamping berwarna
putih kekuningan, mengandung tufa, kurang padat. Rijang berwarna merah jingga
dan berlapis. Mengandung fosil Pulleniatina,
Globorotalia, Globoquadrina, Orbulina, Amphistegina sp., Operculina sp.,
Marginophora, Alveolinella dan Lepidocyclina
yang menunjukkan umur Miosen Akhir – Pliosen dan lingkungan pengendapan pada
laut dalam. Tebal formasi ini diperkirakan 700 meter.
Tmg GRANODIORIT; berwarna
kelabu kehijauan, padat dengan plagioklas dan andesine terubah kuat menjadi
serisit dan lempung. Mineral hitam terubah menjadi klorit dan epidot. Satuan ini
menerobos batuan dasit formasi Tanahau. Umur satuan ini diperkirakan Miosen
Tengah.
Tmd DIORIT KUARSA;
berwarna kelabu kehijauan, padat, terkersikkan, holokristalin, berkristal
menengah – kasar. plagioklas dan andesine terubah kuat menjadi serisit dan
lempung. Mineral hitam terubah menjadi klorit. Satuan ini menerobos breksi
dasit dari formasi Tanahau. Satuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah.
Tmb FORMASI BARI;
terdiri atas batugamping berselingan dengan batugamping pasiran, setempat
bersisipan batupasir gampingan. Batugamping berwarna putih kelabu, kurang padat
– padat. Mengandung fosil; Flosculinella,
Miogypsina, Miliolida sp., Peneroplida
sp., Ammonia, Amphistegina sp., Anomalinella sp., Gypsina sp., Hastegerina
sp., Polystomellina sp., Anomalina sp., Elphidium sp., Borelis
sp., Orbulina, Globorotalia, Praeorbulina
dan Globigerinoides yang menunjukkan
umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan pada daerah litoral. Tebal formasi
ini diperkirakan 1200 meter. Formasi ini tertindih selaras oleh formasi
Waihekang dan Laka.
Tmn FORMASI
NANGAPANDA; terdiri atas batupasir dan batugamping, setempat lensa dan sisipan
napal, setempat sisipan breksi. Batupasir berbutir halus – kasar,
konglomeratan, komponen andesit dan basal, ukuran butir 0,5 – 2 cm, semen
batupasir, menyudut tanggung sampai membundar, kompak, berlapis. Batugamping berwarna
kelabu, keras, kompak. Napal berwarna putih kekuningan. Kemiringan perlapisan
25 – 300. Di dalam sisipan batupasir gampingan terkandung fosil; Praeorbulina sp., Orbulina, Globoquadrina, Globorotalia, Hastigerina, Sphaeroidinella
sp., yang menunjukkan umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan neritic.
Tebal formasi diperkirakan 2000 meter.
Tmt FORMASI TANAHAU;
terdiri atas lava, breksi dan tufa. Lava berwarna kelabu kehijauan, bersusunan
dasit, setempat struktur bantal. Breksi berwarna kelabu kehitaman, fragmen
dasit, berukuran 0,5 – 3 cm, menyudut tanggung – menyudut, semen tufa pasiran
terkersikkan. Tufa berwarna putih kelabu, bersusunan dasit, berbutir halus –
menegah, pejal, terkersikkan, termineralisasi. Formasi ini menjemari dengan
formasi Bari dan menindih selaras formasi Kiro.
Tmk FORMASI KIRO;
terdiri atas breksi, lava dan tufa dengan sisipan batupasir tufaan. Breksi dengan
fragmen batuan andesit dan basal, semen tufa pasiran, terkersikkan dan
termineralisasikan yang membentuk magnetit dan mangan. Lava bersusunan andesit,
basal, latit dan trakit berwarna kelabu kehijauan sampai kehitaman. Lava andesit
dan basal bertekstur porfiri, sebagian terkersikkan dan terkalsitkan,
memperlihatkan kekar lapis. Latit berwarna kelabu kecoklatan, porfiritik,
matriks kaca dan serisit, padu. Trakit berwarna putih kelabu, padu, berongga,
porfiritik dengan sanidin sebagai fenokris. Matriksnya serisit dank aca terkersikkan.
Tufa pasiran dan batupasir tufaan berupa sisipan, berwarna kecoklatan,
terkersikkan. Formasi ini berlapis baik dengan kemiringan antara 10 – 250.
Formasi ini berumur Miosen Awal – Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan
pada darat. Tebalnya diperkirakan 1000 – 1500 meter.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Ruteng, Nusatenggara |
STRUKTUR DAN TEKTONIK
Struktur geologi yang ada pada lembar Ruteng
adalah berupa sesar, lipatan dan kelurusan. Sesar yaitu sesar normal dan geser.
Sesar yang terdapat pada batuan Miosen Tengah dan Miosen – Pliosen berarah
batalaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Kemungkinan pensesaran ini
terjadi pada kala Pliosen. Sesar geser yang terdapat pada batuan Miosen Tengah
dan Miosen – Pliosen berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya. Kemungkinan
pensesaran ini berlangsung pada Pliosen juga. Perlipatan terjadi pada formasi
Nangapanda dengan kemiringan 20 – 500, dibeberapa tempat kemiringan
lapisan 10 – 150. Formasi Laka dan Waihekang berhubungan menjemari
dan telah terlipat kuat dengan kemiringan 10 – 300, berarah
timurlaut – baratdaya dan baratlaut – tenggara. Sisipan tufa dan tufa batupasir
formasi Kiro terlipat dengan kemiringan 10 – 250. Maka itu
perlipatan terjadi pada Pliosen Akhir – Pliosen Awal. Kelurusan yang terdapat
pada batuan Miosen Tengah sampai termuda yaitu batuan gunungapi Holosen berarah
batalaut – tenggara dan baratdaya – timurlaut.
Pengendapan batuan sedimen berlangsung di dalam
cekungan yang telah terbentuk sejak Miosen Tengah sampai Miosen Akhir –
Pliosen. Formasi Nangapanda dan Bari diendapkan pada kala Miosen Tengah. Sementara
itu kegiatan gunungapi menghasilkan batuan gunungapi formasi Kiro. Kegiatan magma
berupa penerobosan granodiorite dan diorite kuarsa pada formasi Kiro terjadi
pada akhir Miosen Tengah atau awal Miosen Akhir. Pada Miosen Akhir sampai
Pliosen diendapkan formasi Waihekang dan Laka. Kegiatan gunungapi Pliosen –
Plistosen menghasilkan satuan gunungapi tua. Pada Plistosen Akhir daerah ini
merupakandaratan. Hasil kegiatan gunungapi muda menutupi sebagian batuan yang
lebih tua.
Undak pantai di pantai selatan dan pulau Nusa
Mules serta batugamping koral di pantai utara menunjukkan bahwa daerah ini
masih mengalami pengangkatan pada kala Holosen.
VULKANISME
Lembar Ruteng terletak dalam jalur gunungapi
Indonesia. Gunungapi yang masih giat yang berada pada lembar ini adalah; Ine
Lika, Ine Rie dan Ambulombo. Sebagai akibat kegiatan gunungapi, disayap bagian
timurlaut Poco Ranaka terbentuk sebuah kubah lava yang dinamakan Anak Ranaka
yang merupakan kerucut parasite Poco Ranaka. Kegiatannya dimulai dengan
preatomagmatik yang menghasilkan piroklastik serta awan panas. Kegiatan tahap
akhir menghasilkan pembentukan kubah lava setinggi 40 meter yang susunan
batuannya terdiri dari andesit piroksin bertekstur porfiri.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Pemineralan di lembar Ruteng dijumpai di kampung
Wangkal, hulu sungai Ncuring, kabupaten Manggarai. Bijih mangan dalam breksi
gunungapi formasi Kiro. Juga malachite dan azurite ditemukan dalam batuan
gunungapi. Endapan bijih sekunder mangan juga terdapat secara setempat berupa
bongkah di kampung Nggorang di selatan Reo, kabupaten Manggarai. Bijih besi
dilaporkan terdapat di daerah Riung, kabupaten Ngada pada batuan gunungapi di
sekitar terobosan diorite kuarsa. Gypsum terdapat dalam sedimen gunungapi muda
di selatan Aisisa, kabupaten Ngada. Bahan bangunan seperti batugamping, pasir,
kerikil serta andesit dan basal terdapat secara melimpah. Mata air panas
dijumpai di dekat gunungapi dan pada sesar yang sebagian mengandung belerang.
Peta geologi lembar ruteng dapat di download pada link berikut ini : 2107 Ruteng
Peta geologi lembar ruteng dapat di download pada link berikut ini : 2107 Ruteng
Referensi
S. Koesoemadinata, Y. Noya dan D. Kadarisman.
Peta Geologi Lembar Ruteng, Nusatenggara. 1994.