FISIOGRAFI
Thorp dkk
(1990) membagi fisiografi lembar Singkawang menjadi 5 zona fisiografi yaitu;
Zona pantai
Terdiri dari
suatu dataran pantai, pematang pantai dan tepi bagian utara delta sungai
Kapuas. Bentang alam termuda pada zona ini adalah pematang pasir rendah yang
terhampar di dataran pantai.
Dataran alluvial
Terdiri atas
sedimen rawa dan dataran banjir yang dicirikan oleh lempung dan pasir halus
kaya bahan organic. Sedimen ini berwarna kelabu sampai kecoklatan yang menutupi
secara tidak menerus kerikil – kerikil yang ditunjang dalam matriks.
Undak pasir putih
Terdiri dari
kerikil, pasir dan lumpur. Undak pasir putih muncul sampai ketinggian 25 meter
di atas permukaan laut dan berada di dataran dekat zona pantai dan sedimen
rawa.
Perbukitan
menggelombang rendah
Berkembang
pada batuan sedimen Tersier dan granit yang telah lapuk dan memiliki ketinggian
kurang dari 75 meter. Pola aliran sungai pada zona ini setempat dipengaruhi
oleh kekar yang terdapat pada batuan granit.
Perbukitan
curam
Secara umum
tersebar pada wilayah Singkawang. Tetapi, zona ini terlihat mendominasi
terutama di bagian tumurlaut. Perbukitan ini dicirikan oleh bentang alam
berbatu keras, terdiri dari batuan vulkanik atau batuan terobosan yang tahan
erosi.
STRATIGRAFI
Berikut
tatanan stratigrafi untuk lembar Singkawang, Kalimantan;
Qa ENDAPAN ALUVIAL DAN RAWA;
terdiri atas lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan. Endapan alluvial dan
rawa menutupi secara tidak selaras di atas endapan Litoral.
Qc ENDAPAN LITORAL; terdiri
atas lumpur, pasir, kerikil dan setempat gampingan. Endapan ini menutupi
endapan alluvial Terbiku.
Qat ENDAPAN ALUVIAL TERBIKU;
terdiri atas kerikil, pasir dan lumpur. Endapan ini merupakan penutup Kuarter.
Tpn BATUAN GUNUNG API NIUT; terdiri
atas basal porfiritik dan sedikit andesit. Satuan ini menerobos batuan
gunungapi Raya dan formasi Hamisan. Satuan ini diperkirakan berumur Pliosen.
Toms BATUAN TEROBOSAN SINTANG;
terdiri dari diorite, diorite kuarsa, granodiorite dan tonalit yang memiliki
tekstur dasar holokristalin dan porfiritik. Satuan batuan ini setempat
mengalami ubahan menjadi serisit, klorit, epidot dan karbonat; merupakan
terobosan kecil, stok dan retas hipabisal akibat dari proses penunjaman yang
terjadi pada Oligosen. Umur satuan ini Oligosen Akhir – Miosen Awal.
Toh FORMASI HAMISAN; terdiri
atas arenit kuarsa, arenit lithic dan konglomerat polimik dengan fragmen berupa
kuarsa, granit dan erpih. Formasi ini berumur Oligosen dan menindih tak selaras
batuan gunungapi Raya dan granodiorite Mensibau.
Teb DASIT BAWANG; terdiri atas
dasit dan sedikit tonalit yang terbentuk dari hasil kegiatan magmatic tahap
akhir dari batuan gunungapi Serentak. Batuan ini menerobos kelompok Bengkayang,
batuan gunungapi Raya, granodiorite Mensibau dan batuan gunungapi Serantak.
Tes BATUAN GUNUNGAPI SERANTAK;
satuan batuan ini terdiri dari piroklastik dasitan yang tersusun atas tufa
lapilli, tufa kristalin, tufa dasitan, setempat terdapat breksi tufaan dan
riodasit; berwarna kelabu muda sampai kecoklatan, sebagian terubah. Satuan ini
berumur Eosen Tengah dan tak selaras di atas kelompok Bengkayang dan batuan
gunungapi Raya.
Kuse GABRO SETINJAM; merupakan
gabro yang bertekstur halus sampai kasar yang setempat berlapis, mineral
penyusun utama hornblende dan piroksin setempat biotit dan olivine. Umur satuan
ini diperkirakan Kapur Atas.
Klm GRANODIORIT MENSIBAU;
terdiri atas granodiorite hornblende – biotit, adamelit, tonalit, diorite dan
granit. Satuan ini memiliki sifat magnetic sedang – kuat, umumnya telah
terubah, merupakan batolit dan stok yang berhubungan dengan penunjaman. Satuan ini
secara luas membentuk batolit Singkawang (Suwarna dkk, 1993). Umur satuan ini
Kapur Awal dan menerobos kelompok Bengkayang dan batuan gunungapi Raya.
Klr BATUAN GUNUNGAPI RAYA;
terdiri atas batuan vulkanik berkomposisi andesit sampai dasit dan piroklastik.
Satuan ini berumur Kapur Awal yang terbentuk dari hasil sedimentasi dan
kegiatan gunungapi darat sampai laut dangkal yang terendapkan secara tidak
selaras di atas kelompok Bengkayang.
KELOMPOK BENGKAYANG;
Jls FORMASI SUNGAIBETUNG;
terdiri atas perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus sampai sedang
berwarna kelabu muda – hitam. Formasi ini berumur Jura Awal dan diendapkan
secara selaras di atas formasi Banan.
TRub FORMASI BANAN; terdiri atas
batupasir dan sedikit konglomerat di bagian atas, batupasir dan serpih di
bagian tengah, batupasir dan batupasir tufaan dengan sisipan tufa berkomposisi
asam di bagian bawah. Formasi ini berumur Trias Akhir.
![]() |
Gambar; Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan |
STRUKTUR GEOLOGI DAN TEKTONIKA
Struktur geologi
di lembar Singkawang diikontrol oleh granodiorite Mensibau yang merupakan batolit
Singkawang. Satuan batuan ini diperkirakan merupakan busur magmatic hasil dari
subduksi antara lempeng Proto Laut Cina Selatan dengan bagian utara dataran
Sunda yang miring ke arah selatan pada Kapur Bawah (Suwarna dkk, 1993). Bukti dari
jalur subduksi ini didukung oleh adanya mélange yang berumur Kapur yang
terletak lebih ke utara, yaitu kompleks Serabang di lembar Sambas.
Proses subduksi selanjutnua terjadi pada Eosen – Oligosen Awal akibat terjadinya pemekaran yang membentuk Laut Cina Selatan. Proses tersebut mnyebabkan pergerakan blok kontinen Luconia ke arah selatan sehingga terjadi subduksi (Daines, 1985). Busur magmatic Eosen – Oligosen Awal dapat terlihat dari Sintang sampai Kelian di sepanjang Kalimantan tengah. Proses tektonik berikutnya adalah kolisi yang terjadi pada Oligosen Tengah.
Magmatisme yang berumur Oligosen Akhir – Miosen Tengah memotong busur magmatic yang berumur Eosen – Oligosen Awal. Busur magmatic yang lebih muda ini dapat diikuti dari SIntang, Masuparia, Kelian, Muyup, Muarawahau dan Sesayap. Magmatisme ini diperkirakan berhubungan dengan sisa lempeng yang menunjam pada Eosen.
Batuan terobosan yang lebih muda seperti batuan terobosan Sintang menunjukkan arah kelurusan yang memanjang timurlaut – baratdaya. Rekahan yang berada di sekitar batuan terobosan Sintang memiliki arah umum baratlaut – utara, yang di beberapa tempat membentuk urat kuarsa dengan mineralisasi tembaga dan emas (JICA, 1980).
Selain itu terdapat busur magmatic di zona Sibu-Rajang yang berumur Miosen Tengah – Pliosen. Busur magmatic ini diperkirakan berhubungan dengan subduksi di palung Palawan. Busur magmatic juga terdapat di laut Sulu yang berumur Miosen Akhir – Plistosenyang memanjang ke semenanjung Dent dan berhubungan dengan subduksi di palung Sulu.
Peta geologi lembar Singkawang dapat di download pada link berikut ini : 1316 Singkawang
Proses subduksi selanjutnua terjadi pada Eosen – Oligosen Awal akibat terjadinya pemekaran yang membentuk Laut Cina Selatan. Proses tersebut mnyebabkan pergerakan blok kontinen Luconia ke arah selatan sehingga terjadi subduksi (Daines, 1985). Busur magmatic Eosen – Oligosen Awal dapat terlihat dari Sintang sampai Kelian di sepanjang Kalimantan tengah. Proses tektonik berikutnya adalah kolisi yang terjadi pada Oligosen Tengah.
Magmatisme yang berumur Oligosen Akhir – Miosen Tengah memotong busur magmatic yang berumur Eosen – Oligosen Awal. Busur magmatic yang lebih muda ini dapat diikuti dari SIntang, Masuparia, Kelian, Muyup, Muarawahau dan Sesayap. Magmatisme ini diperkirakan berhubungan dengan sisa lempeng yang menunjam pada Eosen.
Batuan terobosan yang lebih muda seperti batuan terobosan Sintang menunjukkan arah kelurusan yang memanjang timurlaut – baratdaya. Rekahan yang berada di sekitar batuan terobosan Sintang memiliki arah umum baratlaut – utara, yang di beberapa tempat membentuk urat kuarsa dengan mineralisasi tembaga dan emas (JICA, 1980).
Selain itu terdapat busur magmatic di zona Sibu-Rajang yang berumur Miosen Tengah – Pliosen. Busur magmatic ini diperkirakan berhubungan dengan subduksi di palung Palawan. Busur magmatic juga terdapat di laut Sulu yang berumur Miosen Akhir – Plistosenyang memanjang ke semenanjung Dent dan berhubungan dengan subduksi di palung Sulu.
Peta geologi lembar Singkawang dapat di download pada link berikut ini : 1316 Singkawang
Referensi
N. Suwarna
(GRDC) and R.P. Langford (AGSO). Geological Map of the Singkawang Sheet,
Kalimantan. 1993.