STRATIGRAFI
Berikut
tatanan stratigrafi lembar Tewah (Kualakurun), Kalimantan
Qa ALUVIUM; tersusun atas pasir
kuarsa, kerikil dan bongkah yang berasal dari komponen batuan malihan, bersifat
granit dan kuarsit lepas. Di beberapa tempat ditemukan lumpur pasir dan tanah
liat mengandung lignit dan limonit. Batuan yang akan mengeras juga ditemukan
terletak antara 40 – 50 meter di atas permukaan sungai sekarang. Batuan –
batuan tersebut terdapat sebagai endapan sungai, undak dan rawa.
TQd FORMASI DAHOR; disusun oleh
batupasir kuarsa berwarna kelabu-kebiru – biruan dan konglomerat silang silur
dengan fragmen batuan malihan dan batuan granitan bersisipan lapisan yang
mengandung limonit. Lapisan batubara dengan tebal 0,3 – 3 meter terdapat di
dalam lapisan batupasir berbutir kasar. Di daerah yang dipetakan satuan ini
tidak mengandung fosil, kecuali kepingan moluska yang tidak dapat dikenali lagi
di dalam lapisan batubara. Formasi ini diduga berumur Pliosen – Plistosen.
Ketebalannya mencapai 300 meter dan menebal ke arah timur.
Tmw FORMASI WARUKIN; terdiri
atas batupasir, batupasir tufaan, batupasir gampingan, batulanau dan batulempung.
Di beberapa tempat terdapat konglomerat berlapis silang silur dan sisipan
batugamping. Lapisan batubara dengan ketebalan antara 0,3 sampai 2 meter
terdapat di dalam lapisan batupasir. Di daerah yang dipetakan formasi ini
mengandung bahan gunung api dan ke arah utara kandungannya semakin banyak.
Sisipan batugamping koral berwarna putih kekuning – kuningan dengan tebal 10 –
15 meter yang terdapat dibagian bawah dari formasi ini mengandung fosil Lepidocyclina angulosa PROVALE, Lepidocyclina acuta RUTTEN, Heterostegina borneensis VAN DER VLERK, Lepidocyclina ephippioides JONES and
CHAPMAN, dan keratan – keratin koral (Kadar, 1974). Umur formasi ini adalah
Miosen dan ketebalannya sekitar 300 – 500 meter.
Toms BATUAN TEROBOSAN SINTANG;
batuan terobosan Sintang berkomposisi andesit (a) dan basal (b) terdapat
sebagai retas dengan ketebalan 50 cm sampai 4 meter dan sebagai badan terobosan
dengan ukuran garis tengah beberapa km. Terobosan ini dikorelasikan dengan
kegiatan gunung api Sintang di barat laut lembar pada jaman Tersier.
Tomm FORMASI MONTALAT; terdiri
dari batupasir kuarsa bersisipan batulanau, serpih dan batubara. Batupasir kuarsa
berwarna putih, berstruktur silang – silur dan sebagian gampingan. Mengandung fosil
foraminifera kecil antara lain; Globigerina
venezuelana HEDBER, Globigerina tripartite
KOCH, Globigerina selli (BORSETTI), Globigerina praebulloides BLOW, Globigerina angustiumbilicata BOLLI dan Casigerinella chipolensis (CHUSMAN &
POTTON). Formasi ini berumur Oligosen dan diendapkan di lingkungan laut dangkal
terbuka. Tebal formasi ini mencapai 1400 meter. Formasi ini menjemari dengan
formasi Berai dan Tanjung.
Tomv BATUAN GUNUNG API MALASAN;
terdiri atas breksi gunung api, tufa, aglomerat dan lava andesit. Fragmen breksi
umumnya andesit dan dasit berukuran beberapa cm – 100 cm. aliran lava umumnya
berkomposisi andesit hornblende. Batuan gunung api Malasan menjemari dengan
bagian bawah formasi Tanjung. Satuan ini diduga berumur Miosen Awal dan
terbentuk di lingkungan litoral.
Tet FORMASI TANJUNG; bagian
bawah terdiri atas perselingan batupasir, serpih, batulanau dan konglomerat,
sebagian bersifat gampingan. Fragmen konglomerat antara lain kuarsa, feldspar,
granit, sekis, gabbro dan basal. Di dalam batupasir dijumpai komponen
glaukonit. Bagian atas terdiri dari perselingan batupasir kuarsa bermika,
batulanau, batugamping dan batubara. Batulanau mengandung foraminifera plankton
antara lain; Globigerina tripartite KOCH,
Globigerina ouachitaensis HOWE &
WALLACE, Globigerina sp. dan Globorotalia sp. yang menunjukkan umur
Eosen – Oligosen. Sedangkan dalam batugamping terdapat fosil Operculina sp., Discocyclina sp. dan Biplanispira
yang berumur Eosen Akhir (Tb). Formasi ini tidak selaras
di atas batuan mesozoikum dengan tebal mencapai 1300 meter.
Kls TONALIT SEPAUK; merupakan batuan granitan dengan tekstur
merata, berkomposisi diorite, tonalit, granodiorite sampai monzonite. Kontak terobosan
antara batuan pluton granitan dengan batuan lelehan yang bersusunan menengah. Terdapat
di sekitar Buntut Nusa, hulu sungai Mentaya. Proses piritisasi juga terjadi
dibeberapa tempat. Urat kuarsa dengan tebal beberapa mm sampai beberapa cm
berhubungan erat dengan terjadinya endapan loam dasar di daerah ini. Berdasarkan
penentuan jejak belah batuan ini berumur sekitar 76 – 8,7 juta tahun (Kapur
Atas).
TRvk BATUAN GUNUNG API; terdiri
atas breksi dengan komposisi andesit dan basal, aliran lava, batupasir tufaan,
tufa, terobosan andesit dan basal. Batuan ini dinamakan kompleks Matan (van
Emmichoven, 1993). Batuan ini telah sedikit termalihkan dan menghasilkan logam
dasar seperti emas. Umur satuan ini tidak dapat ditentukan, tetapi di bagian
barat Kalimantan van Emmichoven (1939) menemukan fosil berumur Trias. Adanya terobosan
andesit dan basal yang masih segar di daerah yang dipetakan menimbulkan
perkiraan bahwa batuan ini berumur Tersier.
PzTRp BATUAN MALIHAN PINOH; terdiri atas filit, sekis, kuarsit dan gneiss. Secara umum foliasinya
berarah baratdaya – timurlaut (NE-SW). secara umum batuan malihan berasal dari
batulumpur. Proes hidrotermal pneumatolit mempengarui satuan ini, di beberapa
tempat menghasilkan endapan logam dasar. Umur diperkirakan Trias.
![]() |
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Tewah (Kualakurun), Kalimantan |
STRUKTUR DAN TEKTONIK
Struktur geologi
yang terpetakan di lembar Tewah relative sederhana, sumbu lipatan pada umumnya berarah utara timurlaut
(NNE) – selatan baratdaya (SSW). Daerah stabil terdapat di bagian baratlaut
(NW). sesar pada batuan beku pluton dengan arah timurlaut – baratdaya (NE-SW)
dan baratlaut – tenggara (NW-SE) mungkin berhubungan erat dengan struktur
regional daerah itu. Perlapisan batuan gunung api berumur Trias yang agak termalihkan
masih dapat dikenal mempunyai arah kemiringan ke tengara (SE) dengan sudut
sebesar 600. Foliasi pada batuan malihan pada umumnya berarah
timurlaut – baratdaya (NE-SW). formasi Warukin yang tersingkap disebelah utara
Tewah mengandung banyak bahan gunung api, ini menunjukkan bahwa pada jaman
Miosen kegiatan gunung api terjadi pada sub-cekungan tersebut. Di sebelah
selatan Tewah formasi ini mengandung bahan gunung api yang lebih sedikit. Formasi
Dahor yang berumur Pliosen ternyata tidak terpengaruh oleh proses tektonik yang
kuat. Formasi ini diendapkan secara regresif sangat mungkin dalam lingkungan
sungai atau litoral. Dari keadaan morfologi yang terdapat di lapangan
disimpulkan bahwa paling sedikit ada tiga gerakan eustasi selama jaman Kuarter,
ini mengakibatkan terdapatnya endapan alluvium ua dan undak sungai di banyak tempat.
SUMBERDAYA MINERAL
Endapan mineral
yang terdapat di daerah ini adalah emas, Kristal kuarsa, kaolin dan batubara. Emas
terdapat sebagai endapan primer atau pun sebagai endapan plaser. Terdapat dalam
urat kuarsa pada batuan granitan dan malihan, tebal urat 0,5 – 20 cm. Emas plaser
terdapat dalam alluvium sungai dan undak, baik yang berumur tua ataupun yang
muda, terdapat di sungai Mentaya, sungai Tualan dan sungai Cempaga. Kristal kuarsa
dan batu permata dilaporkan terdapat di bagian selatan lembar. Kaolin terdapat
di daerah sungai Sampit. Lapisan batubara terdapat pada formasi Warukin dengan
ketebalan berkisar antara 30 cm sampai 3 meter. Granit yang dipergunakan
sebagai bahan bangunan digali di Tengkiling yang terletak di sebelah selatan
daerah yang dipetakan. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) bekerjasama dengan
Badan Tenaga Atom Perancis (CEA) dengan giat mengadakan eksplorasi di daerah
berbatuan granit. Bauksit secara teliti diselidiki oleh PT. Alcomin terutama
bagiab barat dari lembar ini.
Peta geologi lembar tewah dapat di download pada link berikut ini : 1614 Tewah
Peta geologi lembar tewah dapat di download pada link berikut ini : 1614 Tewah
Referensi
A.S.
Sumartadipura and U. Margono. Geological Map of the Tewah (Kualakurun)
Quadrangle, Kalimantan. 1996.