PENDAHULUAN
Penelitian
batuan metamorf
terutama didasarkan kepada perubahan sifat-sifat fisika, sifat optic dan sifat
kimia dari mineral-mineral yang terbentuk secara sedimentasi ataupun secara
pembekuan dibandingkan setelah adanya perubahan menjadi batuan ubahan
(metamorphic rocks). Hal ini sesuai dengan namanya yang berasal dari perkataan
yunani “metamorfisme” yang berarti berubah bentuk.
Lihat juga mengenai: Peta Singapura
Lihat juga mengenai: Peta Singapura
Dalam
hal ini, umumnya batuan ubahan berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku.
dengan sendirinya selain terlihat perubahan pada bentuk fisik batuan, juga
selain terlihat perubahan pada bentuk fisik batuan, juga terlihat pada
perubahan sifat-sifat dari mineral. Penyusun batuan tersebut.
Besar kecilnya derajat perubahan itu tergantung sekurang-kurangnya kepada tiga faktor, yaitu.
Besar kecilnya derajat perubahan itu tergantung sekurang-kurangnya kepada tiga faktor, yaitu.
- Adanya perubahan temperature tinggi; pada umumnya perubahan temperature jauh lebih efektif dari pada perubahan tekanan dalam hal pengaruh bagi perubahan mineralogy. Katalisator berfungsi mempercepat reaksi terutama pada metamorphose bertemperatur rendah. Ada 2 hal yang mempercepat reaksi yaitu: adanya larutan-larutan kimia yang berjalan antar ruang butir dan deformasi batuan, dimana batuan pecah-pecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga memudahkan kontak antara larutan kimia dan fragmen-fragmen.
- Adanya perubahan tekanan yang besar; yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan searah.
- Sifat ketahanan mineral
asal terhadap kedua faktor tadi.
Foto : Kenampakan Megaskopis Batuan Metamorf (Phyllite)
Metamorfisme Thermal (kontak)
Faktor
utama yang sangat berperan ialah panas, sedangkan tekanan relative rendah,
terjadi dekat intrusi magma, bisa dijumpai disekitar intrusi/batuan plutonik.
Metamorfisme
termal terbagi atas 3 yaitu;
- Pirometamorfisme : terbentuk oleh pengaruh langsung panas intrusi magma.Contoh : hornfelsik, skarn.
- Pneumatolysa : pengaruh gas-gas panas yang berasal dari magma yang sedang naik, yang dapat merubah batuan sekelilingnya dan membentuk mineral-mineral baru : contoh batuan tourmaline slate dan tourmaline hornfels.
- Hydrothermal : metamorfisme yang diakibatkan oleh larutan panas pada waktu terjadi intrusi, contoh Quarzite, dan pyrophyllite.
Metamorfisme Dynamo (kataklastik)
Dimana
faktor
yang memegang peranan penting adalah tekanan dan daerah relative sempit.
Terjadi
karena penghancuran batuan oleh sesar.
Metamorfisme Regional
Terjadi
akibat perubahan P dan T bersama-sama, meliputi daerah yang luas, misalnya pada
geosinklin yang mengalami sedimentasi kemudian terlipat. Daerah
metamorfisme
regional dapat dibagi yaitu:
- Epizone : daerah metamorfisme regional dengan temperature rendah (3500C), tekanan hidrostatik rendah dan tekanan kadang-kadang sangat tinggi dan lain-lain.
- Mesozone : temperature sedang (3500-5000)C, tekanan hydrostatic dan terarah sedang pada kedalaman menengah. Contoh Schist biotit.
- Katazone :temperature sangat tinggi dan tekanan terarah rendah, terbentuk pada kedalaman kerak bumi, berasosiasi dengan batuan intrusi.
KOMPOSISI MINERAL BATUAN METAMORF
Mineral – mineral yang biasa dijumpai dalam batuan metamorf dan
kenampakannya dalam sayatan tipis yaitu;
- Kuarsa : bentuk mineral kuarsa pada batuan metamorf yaitu pipih atau menkristal tak beraturan.
- Mika : bentuk pipih dan melembar halus, dapat memberikan warna interferensi yang akan lebih gelap.
- Klorit : berwarna hijau pada saat nikol sejajar, sudut gelapan 20-90, belahan 1 arah bentuk fibrous.
- Andalusit : warna transparan sampai dengan merah, sudut gelapan 900, relief tinggi, pleokroisme dwikroik.
- Silimanite : warna absorbsi tidak berwarna, bentuk prismatic panjang berserabut, Sudut gelapan 450, jenis gelapan simetris.
- Kyanite : warna transparan sampai biru muda, bentuk plate tabular, relief tinggi, pleokroisme monokroik, sudut belahan membentuk 850 dengan panjang Kristal
- Garnet : warna coklat muda pada saat nikol sejajar, nikol silang berwarna hitam, bentuk krisral dodechahedral-trapezohedron, relief sangat tinggi, belahan 2 arah, pecahan tidak rata.
- Cordierit : warna transparan, bentuk Kristal prismatic pendek, relief rendah, sudut pemadaman 900, kembaran polisintetik.
- Straulite : warna kuning muda pada saat nikol sejajar, nikol silang berwarna hitam, relief tinggi, dijumpai adanya inklusi kuarsa.
- Sphene : warna transparan, bentuk euhedral berbentuk seperti ketupat, relief tinggi, jenis gelapan simetris.
TEKSTUR BATUAN METAMORF
Tekstur
batuan metamorf akan selalu merefleksikan sejarah pembentukannya.
Tekstur
batuan metamorf dibagi atas 2 golongan yaitu :
Kristaloblastik
Merupakan tekstur perubahan bentuk/komposisi mineral sehingga tekstur
asal tak terlihat lagi dapat dibagi atas;
- Lepidoblastik
: apabila terdiri dari mineral-mineral yang tabular.
Foto : Kenampakan Tekstur Lepidoblastik pada Sayatan Tipis - Nematoblastik
: apabila terdiri dari mineral-mineral yang prismatic.
Foto : Kenampakan Tekstur Nematoblastik pada Sayatan Tipis - Granoblastik
: apabila terdiri dari mineral-mineral equidimensional granular dengan
batas-batas yang tak teratur.
Foto : Kenampakan Tekstur Granoblastik pada Sayatan Tipis - Porphyroblastik : Tekstur yang ukuran
mineralnya memiliki ukuran yang lebih besar yang dikelilingi oleh mineral yang
pipih.
Foto : Kenampakan Tekstur Porphyroblastik pada Sayatan Tipis - Mozaic
Tekstur : Tekstur
equidimensional atau equigranular, mineralnya berbentuk polygonal, seperti pada
marmer.
Foto : Kenampakan Mozaic Tekstur pada Sayatan Tipis - Decussate
tekstur : Tekstur dari polimineral
serabut dengan orientasi mineral yang tak teratur (kacau).
Foto : Kenampakan Tekstur Decussate pada Sayatan Tipis - Reaction
Rim/Replacement Texture.
Foto : Kenampakan Tekstur Replacement pada Sayatan Tipis
Tekstur Sisa
Tekstur
ini disebut juga palimpsest/relic tekstur yaitu tekstur yang masih memperlihatkan
tekstur batuan asalnya. Bedanya dengan kristaloblastik ialah kata tambahan blasto
dijadikan awalan kata. Tekstur ini dibagi atas;
- Blastoporpiritik : adalah tekstur sisa yang
bersifat porpiritik.
Foto : Kenampakan Tekstur Blastoporpiritik pada Sayatan Tipis - Blastopsammitik
: tekstur sisa bersifat pasir.
Foto : Kenampakan Tekstur Blastopsammitik pada Sayatan Tipis - Blastopelitik : tekstur sisa bersifat
lempung.
Foto : Kenampakan Tekstur Blastopelitik pada Sayatan Tipis
STRUKTUR BATUAN METAMORF
Struktur
Batuan Metamorf terdiri atas 3 yaitu :
Foliasi
Merupakan struktur parallel yang ditimbulkan oleh mineral-mineral
pipih sebagai akibat proses metamorfosa. Foliasi ini meskipun tak
sempurna, dapat diperlihatkan oleh mineral-mineral prismatic yang
menunjukkan orientasi tertentu. Foliasi dapat dihasilkan dari proses
metamorfisme regional dan dinamik (kataklastik) dapat dibagi atas;
- Slaty
cleavage : foliasi dari penjajaran mineral dari suatu bidang tertentu,
rekristalisasi
kecil.
Foto : Kenampakan Struktur Slaty Cleavage pada Sayatan Tipis - Schistose
: kenampakan
dari foliasi dimana bentuk penjajaran mineral pipih relative jauh lebih banyak
dari pada mineral butiran.
Foto : Kenampakan Struktur Schictose pada Sayatan Tipis - Gneiss
structure : struktur
foliasi pada mineral butiran prismatic dan tabular dimana mineral pipih
dalam
jumlah lebih kecil.
Foto : Kenampakan Struktur Gneiss pada Sayatan Tipis
Non Foliasi
Merupakan struktur yang dibentuk oleh mineral equidimensional (tak
beraturan) atau granular. Struktur non foliasi dihasilkan oleh metamorfisme thermal.
Struktur ini dibagi atas;
- Hornfelsik : kenampakan dari agregasi
mineral-mineral equidimensional, tanpa terjadi penjajaran mineral
pipih.
Foto : Kenampakan Struktur Hornfelsik pada Sayatan Tipis - Granulose : struktur yang menampakan
susunan mineral yang berbentuk granular.
Foto : Kenampakan Struktur Granulose pada Sayatan Tipis
Cataclastic struktur
Struktur
yang terbentuk akibat adanya gaya kinetic/dinamik yang dibagi atas;
- Boundinage
struktur : struktur
deformasi dimana dalam batuan metamorf ditemukan fragmen berbentuk lensa atau bulat
panjang yang diakibatkan oleh proses tektonik, perlipatan, sesar, dan
lain-lain.
Foto : Kenampakan Struktur Boudinage pada Sayatan Tipis - Milonitik
struktur : struktur
pada batuan mylonite, biasanya terjadi pada zona sesar, tanpa terjadinya pada
zona sesar, tanpa terjadinya rekristalisasi.
Foto : Kenampakan Struktur Milonitik pada Sayatan Tipis - Augen
Milonitik struktur : struktur lensa dimana mineral fenokrisnya berbentuk lensa
dalam tekstur porphyroblastik.
Foto : Kenampakan Struktur Augen Milonitik pada Sayatan Tipis - Phyllonitik
struktur : struktur
kataklastik yang lebih halus dari struktur mylonitik, sudah
tampak ada
rekristalisasi.
Foto : Kenampakan Struktur Phyllonitik pada Sayatan Tipis
FASIES METAMORFISME
Fasies
metamorfisme adalah kelompok batuan metamorphose yang sempurna yang menunjukkan
suatu kondisi tertentu yang dicirikan oleh asosiasi mineral yang tetap.
Dalam hal
menentukan fasies metamorfisme ialah komposisi metamorf dengan melihat asosiasi
mineral dengan menunjukkan kondisi fisik (temperature dan tekanan).
Harus kita
ketahui bahwa asosiasi mineral tidak akan menyimpang dari komposisi kimia
batuan asal. Dikenal beberapa fasies :
- Piroksin-hornfels fasies; temperature tinggi, tekanan sedang dan merupakan metamorfisme kontak.
- Granulite fasies; temperatur dan tekanan sangat tinggi, merupakan metamorfisme regional.
- Eklogit fasies; temperatur dan tekanan sangat tinggi, lebih tinggi dari granulit fasies, merupakan metamorfisme regional.
- Albit –epidot – amphibolit fasies; P & T sedang, merupakan metamorfisme kontak.
- Green schist fasies; temperature rendah, tekanan sedang, merupakan metamorphose regional.
- Sanidinit Fasies; temperatur sangat tinggi, tekanan sangat rendah, merupakan metamorfisme kontak.
- Amphibolit fasies terbagi atas;
- Silimanit – almandit sub fasies; P & T tinggi, merupakan metamorfisme regional.
- Staurolit-kianit sub fasies; P & T rendah, merupakan metamorfisme regional.
- Kordierit-antofilit sub fasies; P & T sedang, merupakan metamorfisme kontak
Petrografi batuan beku
Petrografi batuan sedimen
Petrografi batuan sedimen karbonat